PT KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada awal perdagangan hari ini, Kamis (17/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka dengan penguatan 0,13% atau 8,05 poin ke level 6.421,41, dan terpantau masih menguat 0,62% atau 39,61 poin ke level 6.452,97 pada pukul 09.19 WIB. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di kisaran level 6.4214413 – 6.456,68. Adapun pada akhir perdagangan Rabu (16/1), IHSG melanjutkan penguatannya setelah ditutup naik 0,07% atau 4,58 poin ke level 6.413,36. Seluruh sembilan sektor bergerak di zona hijau pagi ini, didorong oleh sektor tambang yang menguat 1,04% dan sektor finansial yang naik 0,89%. Sebanyak 176 saham menguat, 51 saham melemah, dan 398 saham stagnan dari 625 saham yang diperdagangkan. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dam PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing menguat 1,72% dan 1,60% menjadi penopang utama pergerakan IHSG pagi ini. Indosurya Bersinar Sekuritas memprediksi IHSG masih normal menguat jelang rilis data perekonomian BI Rate yang akan dilansir hari ini. Vice President of Research Department Indosurya, William Surya Wijaya mengatakan disinyalir belum akan terdapat perubahan BI rate sehingga menunjukkan bahwa kondisi perekonomian masih berada dalam keadaan stabil dan dapat memberikan sentimen yang cukup positif terhadap pola gerak IHSG. Selain daripada itu, katanya, kembalinya arus deras capital inflow yang masih terus terjadi ke dalam pasar modal Indonesia juga turut menunjang kenaikan dari IHSG. "Hari ini IHSG berpeluang menguat," tulisnya dalam riset. Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 menguat 0,72% atau 4,13 poin ke level 579,33 pada pukul 09.20 WIB, setelah ditutup menguat 0,37% atau 2,13 poin di posisi 575,20 pada perdagangan Rabu (16/1). BACA JUGA : Investor Tunggu Putusan Suku Bunga BI, IHSG Menguat di Awal Perdagangan PT KONTAK PERKASA FUTURES
0 Comments
PT KONTAK PERKASA - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun moderat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan penguatan dolar AS dan kenaikan saham-saham di Wall Street.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari turun 2,90 dolar AS atau 0,22 persen, menjadi menetap pada 1.288,40 dolar AS per ounce. Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,65 persen menjadi 96,21 pada pukul 18.30 GMT. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Tekanan tambahan terhadap emas datang dari saham-saham Wall Street, karena indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan indeks komposit Nasdaq menguat setelah sesi penurunan di hari sebelumnya. Namun, setelah parlemen Inggris sangat menolak kesepakatan Brexit, emas berjangka memulihkan beberapa kerugiannya selama perdagangan elektronik, karena beberapa investor beralih ke aset-aset "safe haven" seperti emas. Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 6,6 sen AS atau 0,42 persen, menjadi ditutup pada 15,62 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 2,4 dolar AS atau 0,3 persen, menjadi menetap di 800,10 dolar AS per ounce. Sumber : Antara BACA JUGA : Antisipasi Stok Turun Lagi, Harga Minyak Melonjak PT KONTAK PERKASA PTKONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (11/1/2019).Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka terdepresiasi 20 poin atau 0,14% di level Rp14.073 per dolar AS.
Pergerakan nilai tukar rupiah kemudian terpantau melemah 23 poin atau 0,16% ke level Rp14.076 per dolar AS pada pukul 08.17 WIB, dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (10/1/2019), nilai tukar rupiah mampu melanjutkan apresiasinya terhadap dolar AS dengan ditutup menguat 72 poin atau 0,51% di posisi Rp14.053 per dolar AS, apresiasi pada hari kedua berturut-turut. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini terpantau bergerak di zona merah dengan turun 0,1% atau 0,093 poin ke level 95,446 pada pukul 08.08 WIB. Indeks dolar kembali bergerak di zona merah dengan dibuka turun 0,100 poin di level 95,439, setelah pada perdagangan Kamis (10/1) mampu rebound dan berakhir menguat 0,34% atau 0,320 poin di posisi 95,539. 16:13 WIBPukul 15.58 WIB: Spot Ditutup Menguat 5 PoinNilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 5 poin atau 0,04% k elevel Rp14.048 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,21% atau 0,204 poin ke level 95,335 pada pukul 15.52 WIB. 15:42 WIBPukul 15.29 WIB: Spot Kembali Melemah Tipis Jelang Akhir PerdaganganNilai tukar rupiah di pasar spot berbalik melemah hanya 1 poin atau 0,01% ke level Rp14.054 per dolar AS. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.029 – Rp14.084 per dolar AS. 14:14 WIBPukul 14.01 WIB: Spot Menguat 4 PoinNilai tukar rupiah di pasar spot menguat 4 poin atau 0,03% ke level Rp14.049 per dolar AS. Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.029 – Rp14.084 per dolar AS. 11:39 WIBPukul 11.32 WIB: Kurs Rupiah Menguat 9 PoinNilai tukar rupiah menguat 9 poin atau 0,06% ke level Rp14.044 per dolar AS, saat indeks dolar AS melemah 0,197 poin atau 0,21% ke posisi 95,342 pada perdagangan siang ini, Jumat (11/1/2019). 11:07 WIBPukul 10.59 WIB: Kurs Rupiah Berbalik Menguat 5 PoinNilai tukar rupiah terhadap dolar AS berbalik menguat 5 poin atau 0,04% ke level Rp14.048 per dolar AS, saat indeks dolar AS melemah 0,18% atau 0,174 poin ke posisi 95,365 pada perdagangan pagi ini, Jumat (11/1/2019). 10:09 WIBPukul 09.58 WIB: Dolar AS Melemah, Rupiah Pangkas DepresiasiNilai tukar rupiah terdepresiasi tipis 2 poin atau 0,01% ke level Rp14.055 per dolar AS, saat indeks dolar AS melemah 0,17% atau 0,159 poin ke posisi 95,380 pada perdagangan pagi ini, Jumat (11/1/2019). 09:03 WIBPukul 08.58 WIB: Kurs Rupiah Melemah 17 PoinNilai tukar rupiah melemah 17 poin atau 0,12% ke level Rp14.070 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,142 poin atau 0,15% ke posisi 95,397 pada perdagangan pagi ini, Jumat (11/1/2019). BACA JUGA : Bursa Asia Menguat, IHSG Tutup Pekan Transaksi di Zona Hijau PTKONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Reliance Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak tertekan diperdagangan selanjutnya dengan support resistance 6.172-6.296.
Adapun saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya INKP, TKIM, INTP, BBRI, BMRI, UNTR. Kepala Riset Lanjar Nafi mengatakan meskipun menguat secara teknikal IHSG membentuk pola candle bearish counter attack dengan indikasi kembali menguji support MA5 dilevel 6.263. Pergerakan akan cenderung negatif jika break out level support MA5 dengan potensi lanjut melemah hingga lower bollinger bands. Indikator Stochastic bergerak bearish cukup liat dengan momentum RSI yang cukup mahal. BACA JUGA : Prospek Pengendalian Pasokan Dorong Minyak Mentah Kembali Bullish PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Sektor pertanian menanjak dan memimpin mayoritas sektor menopang penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini, Rabu (9/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,67% atau 41,76 poin ke level 6.304,60 pada pukul 09.21 WIB, setelah rebound dengan dibuka naik 0,53% atau 33,27 poin di posisi 6.296,11. Penguatan IHSG saat itu mendapat dorongan dari seluruh sembilan sektor, dipimpin sektor aneka industri (+0,97%), infrastruktur (+0,86%), dan konsumer (+0,65%). Pergerakan IHSG kemudian naik 0,60% atau 37,72 poin ke level 6.300,57 pada pukul 09.52 WIB dari level penutupan pada Selasa (8/1) di posisi 6.262,85. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.292,09 – 6.311,58. Sektor pertanian yang menguat 1,35% merangsak naik memimpin pergerakan delapan sektor di zona hijau. Penguatannya disusul finansial yang naik 0,94%. Meski demikian, sektor tambang yang sebelumnya mampu bergerak di zona hijau tergelincir ke zona merah dan turun tipis 0,08% pada pukul 09.52 WIB. Sementara itu, sebanyak 234 saham bergerak menguat, 88 saham bergerak melemah, dan 301 saham stagnan dari 623 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saham BMRI (+2,04%), BBCA (+0,67%), UNVR (+1,16%), dan BBRI (+0,54%) menjadi pendorong utama atas penguatan IHSG pada pukul 09.53 WIB. Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.52 WIB: Sektor Perubahan Pertanian +1,35% Finansial +0,94% Infrastruktur +0,72% Aneka industri +0,67% Perdagangan +0,49% Industri dasar +0,47% Konsumer +0,46% Properti +0,35% Tambang -0,08% Sumber: Bloomberg BACA JUGA : Bursa Asia Terkerek Optimisme Kesepakatan Dagang AS-China KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melanjutkan pelemahannya pada akhir perdagangan Senin (7/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Januari 2019 berakhir di level US$99,05 per metrik ton dengan pelemahan 0,45% atau 0,45 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (4/1/2019), harga batu bara kontrak Januari juga berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,10% atau 0,10 poin di US$99,50 per metrik ton, penurunan hari keempat berturut-turut. Sejalan dengan harga batu bara Newcastle, harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Januari 2019 lanjut berakhir merosot 2,34% atau 1,95 poin di posisi 81,50, pelemahan hari keempat berturut-turut. Sebaliknya, di Zhengzhou Commodity Exchange, kenaikan harga batu bara thermal untuk pengiriman Mei 2019 mampu berlanjut pada perdagangan hari kedua, dengan ditutup menguat 0,46% atau 2,6 poin di level 566,6 yuan per metrik ton pada perdagangan Senin. “Persediaan batu bara di pembangkit-pembangkit listrik telah menurun tajam sehingga membantu menstabilkan harga spot,” jelas China Coal Transport and Distribution Association, dalam risetnya, seperti dikutip Bloomberg. Di sisi lain, harga minyak mentah mencatat kenaikan harian terpanjang dalam lebih dari 17 bulan terakhir setelah pembicaraan perdagangan baru antara Amerika Serikat dan China menambah optimisme bahwa kelebihan pasokan global akan dihindari. Pada perdagangan Senin (7/1/2019), harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari ditutup menguat 1,2% atau 0,56 poin di level US$48,52 di New York Mercantile Exchange. WTI telah naik hampir 7% sejak awal tahun ini, menghapus sebagian besar penurunan 11% pada bulan Desember. Adapun minyak Brent untuk kontrak Maret berakhir naik 0,5% di level US$57,33 di ICE Futures Europe Exchange di London. Minyak mentah patokan global ini diperdagangkan lebih tinggi US$8,51 dibandingkan WTI untuk bulan yang sama. Vikas Dwivedi, analis minyak dan gas global untuk Macquarie Capital Inc mengatakan, minyak mentah telah pulih bulan ini setelah mencatat kinerja kuartalan terburuk sejak 2014 pada kuartal IV/2018. Data pengiriman menunjukkan OPEC menindaklanjuti janji untuk membatasi pasokan, dan pedagang yang menyerah dengan keadaan pasar akhir tahun lalu telah kembali dalam suasana beli pada 2019. "Ini hanya pasar yang dihidupkan kembali secara luas. Banyak dari orang-orang hanya berkata: Saya akan berhenti pada akhir tahun lalu dan berbicara dengan investor mereka. Tapi mereka kembali (awal tahun ini)," ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg. Meskipun Goldman Sachs Group Inc. memangkas perkiraan harga minyak 2019 pada hari Senin, menyusul kembalinya pasokan berlebih dan peningkatan output minyak shale AS, Goldman mengatakan penurunan harga akhir 2018 berlebihan. Sementara itu, pernyataan dovish dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell membantu mendorong dolar AS ke level terendah sejak Oktober, sehingga menjadi katalis positif untuk komoditas seperti minyak yang dijual dengan denominasi dolar AS. "Pernyataan dari gubernur The Fed menuju ke arah apa yang diinginkan pasar," kata Kim Kwangrae, analis komoditas di Samsung Futures Inc. di Seoul. "Pada saat yang sama, ada peningkatan harapan bahwa OPEC+ akan memangkas produksinya mulai bulan ini." Pelaku pasar masih harus mempertimbangkan prospek lonjakan pasokan AS. Persediaan di pusat penyimpanan minyak mentah utama di Cushing, Oklahoma, diperkirakan naik 700.000 barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg. Namun, data dari penyedia layanan ladang minyak Baker Hughes pekan lalu menunjukkan rig minyak yang beroperasi di AS turun untuk pertama kalinya sejak pertengahan Desember. Menambah sentimen positif harga minyak, para pejabat AS dan China memulai negosiasi pada hari Senin dengan harapan mencapai kesepakatan dalam periode gencatan perang perdagangan selama 90 hari antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Newcastle Tanggal US$/MT 7 Januari 99,05 (-0,45%) 4 Januari 99,50 (-0,10%) 3 Januari 99,60 (-1,48%) 2 Januari 101,10 (-0,93%) 31 Desember 102,05 (-0,54%) Sumber: Bloomberg BACA JUGA : Amazon dan Netflix Dorong Penguatan Wall Street PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES - Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Senin (7/1/2019) di level Rp14.105 per dolar AS, melonjak 245 poin atau 1,71% dari posisi Rp14.350 pada Jumat (4/1).
Kurs jual ditetapkan Rp14.176 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.034 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142. Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melonjak 246 poin atau 1,72% ke level Rp14.024 per dolar AS pada pukul 11.35 WIB. Nilai tukar rupiah sebelumnya dibuka menguat 0,64% atau 92 poin di level Rp14.178 per dolar AS, setelah pada perdagangan Jumat (4/1) ditutup menanjak 1,02% atau 147 poin di level Rp14.270 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.082-Rp14.184 per dolar AS. Tak tanggung-tanggung, penguatan rupiah membawanya menjadi jawara di antara mata uang lainnya di Asia siang ini. Jejak penguatannya terpaut cukup jauh dari posisi terkuat selanjutnya oleh ringgit Malaysia dan rupee India yang masing-masing terapresiasi sekitar 0,6% terhadap dolar AS pada pukul 11.41 WIB. Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,24% atau 0,231 poin ke level 95,948 pada pukul 11.31 WIB. Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka terkoreksi 0,019 poin atau 0,02% di level 96,160, setelah pada perdagangan Jumat (4/1) berakhir melemah 0,13% atau 0,126 poin di posisi 96,179. Rupiah memimpin penguatan mata uang di Asia saat sikap Federal Reserve yang tampaknya lebih fleksibel dan langkah pelonggaran moneter lebih lanjut dari China mendorong minat terhadap aset berisiko. Gubernur The Fed Jerome Powell pada Jumat (4/1) mengatakan kepada American Economic Association bahwa The Fed tidak berada di jalur kenaikan suku bunga yang telah ditetapkan dan bahwa bank sentral AS akan peka terhadap risiko penurunan di dalam pasar. Di sisi lain, setelah serangkaian data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan, otoritas China memangkas rasio persyaratan cadangan bank (reserve requirement ratio/RRR) sebesar 100 basis poin. Ekspektasi pasar juga terdorong oleh agenda perundingan pemerintah AS dan China pada hari ini di Beijing guna mencapai kesepakatan perdagangan yang komprehensif. “Prospek jangka pendek untuk mata uang emerging market di Asia terlihat konstruktif dengan dolar AS diperkirakan akan tertahan oleh komentar Gubernur Fed Powell yang menunjukkan kemungkinan untuk menahan diri atas kenaikan suku bunga lebih lanjut,” kata Mitul Kotecha, pakar strategi EM senior di TD Securities. “Hal ini, bersama dengan pemangkasan RRR oleh pemerintah China dan harapan perundingan perdagangan yang konstruktif antara Beijing dan Washington, akan memberi ruang bernapas bagi mata uang di kawasan ini,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg. Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah) 7 Januari 14.105 4 Januari 14.350 3 Januari 14.474 2 Januari 14.465 31 Desember 14.481 BACA JUGA : Rupiah Bersiap Tinggalkan Level 14.000, IHSG Kian BertenagaPT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Berikut laporan Live kurs rupiah terhadap dolar AS yang diperbarui perkembangannya mulai pembukaan sampai penutupan perdagangan pasar spot akhir pekan pertama 2019 ini, Jumat (4/1/2019).
Nilai tukar rupiah dibuka rebound terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari Kamis (3/1/2019) dengan apresiasi tipis 7 poin atau 0,05% di level Rp14.451 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Selasa (2/1/2019), rupiah ditutup melemah 68 poin atau 0,47% ke level Rp14.458 per dolar AS. Sentimen perlambatan ekonomi pada 2019 terindikasi dari aktivitas manufaktur di sejumlah negara Asia berorientasi ekspor merosot pada bulan Desember, tertekan oleh perang dagang AS-China dan memudarnya lonjakan sektor teknologi. PMI China dari Caixin Media dan IHS Markit turun menjadi 49,7 dari 50,2, level terendah terendah sejak Mei 2017. Angka ini mengonfirmasikan tren pada angka PMI resmi yang dirilis Senin (31/12/2018), yang menunjukkan penurunan ke 49,4 pada Desember, terlemah sejak awal 2016. Seperti diketahui, angka di bawah 50 menandakan kontraksi. PMI Nikkei dan IHS Markit Taiwan juga turun menjadi 47,7 pada Desember dari 48,4 pada November, turun dari level 56,6 pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Adapun PMI Korea Selatan tetap berada di wilayah kontraksi untuk bulan kedua berturut-turut, dengan ekspor jatuh pada bulan Desember. Data PMI tersebut menunjukkan bagaimana perang dagang yang sedang berlangsung antara AS dan China mengganggu permintaan di berbagai pusat manufaktur Asia. Tak hanya itu, laporan terpisah menunjukkan pertumbuhan ekonomi Singapura melambat dan harga rumah turun akibat terdampak tensi perdagangan global dan kenaikan suku bunga. Menurut estimasi awal Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura yang dirilis hari ini, Rabu (2/1/2019), produk domestik bruto (PDB) naik 1,6% secara tahunan pada kuartal keempat tahun lalu dari kuartal sebelumnya. Raihan ini lebih rendah dari revisi kenaikan sebesar 3,5% kuartal sebelumnya juga perkiraan median dalam survei Bloomberg terhadap sejumlah ekonom untuk ekspansi sebesar 3,6%. ”Sentimen risiko tetap bias terhadap penurunan, dengan lesunya data PMI China dan PDB Singapura yang memperkuat kekhawatiran tentang pertumbuhan,” kata Ken Cheung, seorang pedagang valas senior di Mizuho Bank, seperti dilansir dari Bloomberg. “Perdagangan cenderung relatif sepi sebelum kembalinya pasar saham Jepang pada hari Jumat (4/1/2019) dan rilis data payroll nonfarm payroll AS. Dengan progres dalam mengakhiri shutdown di AS, kinerja bursa saham Amerika dan berita perdagangan AS-China kemungkinan akan menjadi penggerak utama.” Bagaimana pergerakan rupiah hari ini. Ikuti laporannya di Bisnis.com. BACA JUGA : IHSG Teruskan Pendakian, 6 Saham Ini Berpotensi Naik PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES - Saham pemasok Apple di Asia bertumbangan bersama dengan saham peritel produk-produk Apple di Amerika Serikat (AS), setelah produsen iPhone ini memangkas proyeksi pendapatannya akibat prospek permintaan yang suram.
Dilansir dari Bloomberg, di Taiwan, saham perakit iPhone Hon Hai Precision Industry Co. turun 2%, sedangkan saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., pembuat prosesor untuk iPhone, turun 2,5%. Pada saat yang sama, saham Luxshare Precision Industry Co. merosot 8,1% di Shenzhen, sedangkan saham pemasok modul kamera asal Korea Selatan LG Innotek Co. melemah 4,4%. Dalam sesi after trading di AS, saham Skyworks Solutions Inc. melemah 6,6%, sedangkan saham Broadcom Inc. dan Qorvo Inc. masing-masing turun 5% dan 5,2%. Adapun saham Universal Display Corp. turun 4,5% dan Lumentum Holdings Inc. melorot 8,9 persen. Tak hanya itu, saham peritel asal AS yang menjual produk-produk Apple juga terdampak. Saham Costco Wholesale Corp. turun 1,3% dalam sesi perdagangan yang diperpanjang, saham Best Buy Co. turun 3,8%, sedangkan saham Target Corp. turun 1,2%. Seperti diberitakan, Apple menurunkan prospek pendapatannya untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade. Beberapa alasan yang dikemukan di antaranya adalah mengendurnya ekonomi China yang berdampak pada permintaan dari negara tersebut. Pada Rabu (2/1/2019) Apple memangkas perkiraaan nilai penjualan menjadi sekitar US$84 miliar pada kuartal yang berakhir 29 Desember 2018. Perkiraan ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya yakni sebesar US$89 miliar hingga US$93 miliar. Dalam pernyataannya, CEO Tim Cook menyebutkan penjualan produk-produk Apple seperti Airpod dan Macbook juga terkendala. Menyusul pengumuman tersebut, saham perusahaan pun turun sekitar 8,5% dalam sesi post market trading. Cook mengaitkan sebagian besar penurunan prospek perusahaan dengan perjuangan perusahaan di China yang terdampak ekonomi dan meningkatnya ketegangan perdagangan negara itu dengan AS. Pemilihan tempo pengumuman yang disampaikan Apple ini dapat meningkatkan tekanan pada pemerintah AS untuk segera meredakan konflik perdagangannya dengan China. Pejabat level menengah dari pemerintahan Presiden Donald Trump dijadwalkan berkunjung ke Beijing untuk melakukan perundingan awal pekan depan. “Keputusan Apple untuk memangkas prospek penjualannya bukan kejutan besar pada titik ini," kata Shannon Cross dari Cross Research. "Akan menarik untuk melihat bagaimana saham Apple bereaksi jika tercapai perjanjian perdagangan dengan China.” BACA JUGA : Didorong Arab Saudi, Produksi OPEC Catat Penurunan Terbesar PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan di tahun 2019 dengan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), Rabu (2/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di zona merah dengan depresiasi 56 poin atau 0,39% di level Rp14.446 per dolar AS. Pergerakan nilai tukar rupiah kemudian terpantau melemah 50 poin atau 0,35% ke level Rp14.440 per dolar AS pada pukul 08.09 WIB. Adapun pada perdagangan Senin (31/12/2018), rupiah berakhir menguat 178 poin atau 1,22% ke level Rp14.390 per dolar AS. Sepanjang tahun 2018, rupiah melemah hingga 6,48%. Pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh indeks dolar AS yang pagi ini terpantau menguat 0,05% atau 0,052 poin ke level 96,137 pada pukul 08.03 WIB. Indeks dolar sebelumnya dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,06% atau 0,057 poin ke level 96,142, setelah pada perdagangan Selasa (1/1/2019) ditutup melemah 0,09% atau 0,088 poin ke level 96,085. BACA JUGA : Sejumlah Sentimen Positif Picu IHSG Hijau di Awal Tahun PT KONTAK PERKASA |
Official WebsitePT Kontakperkasa FuturesProfil perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawas Perdagangan Hubungi Kami PT Kontak Perkasa Futures Archives
November 2020
Categories
|