PT KONTAK PERKASA - Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Jumat (1/2/2019) di level Rp13.978 per dolar AS, menguat 94 poin atau 0,67% dari posisi Rp14.072 pada Kamis (31/1).
Kurs jual ditetapkan di Rp14.048 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.908 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140. Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 28 poin atau 0,2% ke level Rp13.945 per dolar AS pada pukul 10.39 WIB. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.945-Rp13.985 per dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat 28 poin atau 0,2% di posisi Rp13.945 per dolar AS dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (31/1/2019), nilai tukar rupiah ditutup menguat 158 poin atau 1,12% di posisi Rp13.973 per dolar AS. Rupiah menguat di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia siang ini cenderung melemah, dengan depresiasi terdalam oleh won Korea Selatan yang turun 0,52% dan yuan China yang melemah 0,5%. Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau menguat 0,022 poin atau 0,02% ke level 95,600 pada pukul 10.68 WIB. Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah 0,019 poin atau 0,02% ke level 95,559, setelah pada akhir perdagangan Kamis (31/1), indeks dolar AS ditutup rebound 0,238 poin atau 0,25% ke level 95,578. Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah) 1 Februari 13.978 31 Januari 14.072 30 Januari 14.112 29 Januari 14.098 28 Januari 14.038 Sumber: Bank Indonesia BACA JUGA : IHSG Menguat 0,28% di Akhir Sesi I PT KONTAK PERKASA
0 Comments
KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempertahankan reli pada akhir sesi I hari ini, Kamis (31/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,90% atau 57,91 poin ke level 6.522,10 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (30/1), IHSG ditutup rebound dengan penguatan 0,43% atau 27,71 poin di level 6.464,19. IHSG sebelumnya dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,42% atau 27,2 poin di level 6.491,39. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran level 6.491,39 – 6.529,06t. Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dengan dorongan terbesar dari sektor properti yang menguat 1,87%, disusul sektor tambang yang menguat 1,57%. Di sisi lain, sektor aneka industri dan industri dasar yang masing-masing melemah 0,13% dan 0,01% menahan penguatan IHSG lebih lanjut di sesi I hari ini. Sebanyak 243 saham menguat, 135 saham melemah, dan 249 saham stagnan dari 627 saham yang diperdagangkan. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing menguat 1,36% dan 1,87% menjadi penopang utama penguatan IHSG siang ini. Di sisi lain, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Tbk. (JPFA) yang masing-masing melemah 2,30% dan 3,28% menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG siang ini. Indeks saham lainnya di kawasan Asia bergerak menguat siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura yang naik 0,45%, indeks FTSE Malay KLCI yang menguat 0,37%, dan indeks indeks SE Thailand yang naik 0,89%. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menguat 1,09% dan 1,01%, indeks Shanghai Composite menguat 0,73%, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,95%. Dilansir Reuters, bursa saham Asia menguat setelah Federal Reserve berjanji untuk bersabar dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut, menandakan potensi berakhirnya siklus pengetatan moneter di tengah tanda-tanda perlambatan pertumbuhan global. Bank sentral AS mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan tetapi membatalkan janji "kenaikan bertahap lebih lanjut" dalam suku bunga. The Fed mengatakan akan "bersabar" sebelum membuat langkah lebih lanjut di tengah prospek ekonomi AS yang diselimuti risiko pertumbuhan global dan kemunduran perdagangan dan negosiasi anggaran pemerintah. "Pernyataan The Fed dengan tegas mengkonfirmasi sikap dovish-nya, yang telah ditunjukkan pada awal tahun. Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed kini telah dikesampingkan," kata Masahiro Ichikawa, analis senior di Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip Reuters. "Penyebutan neraca oleh Fed adalah kejutan positif. Fokus saat ini beralih ke pembicaraan perdagangan AS-China, tetapi pasar saham bisa memiliki cukup bantalan untuk menahan berita negatif dari pembicaraan tersebut," lanjutnya. The Fed juga mengatakan pada hari Rabu bahwa neraca akan tetap lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Namun, meskipun ekspektasi pasar untuk pengetatan The Fed mungkin telah berkurang secara signifikan, sejumlah analis memperkirakan masih ada kenaikan suku bunga. BACA JUGA : Impor Minyak Saudi ke AS Merosot, WTI Tembus Level US$54 Per Barel KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak bangkit dari pelemahannya dan berakhir melonjak pada perdagangan Selasa (29/1/2019), setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengisyaratkan kemungkinan tercapainya 'gencatan senjata' dalam perang dagang dengan China di tengah ancaman terhadap pasokan minyak mentah global.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2019 ditutup melonjak US$1,32 di level US$53,31 per barel di New York Mercantile Exchange. Lonjakan tersebut menghapus sebagian besar kemerosotan pada Senin (28/1) yang dipicu tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi. Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Maret 2019 berakhir melonjak US$1,39 di level US$61,32 di ICE Futures Europe exchange London. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$8,01 terhadap WTI. Kepada Fox Business Network, Mnuchin mengatakan Gedung Putih dapat menghapus tarif terhadap impor barang-barang China jika pemerintah China memberikan konsesi yang cukup. Pernyataan itu disampaikan hanya beberapa jam setelah pemerintah Amerika Serikat mengumumkan sanksi yang bertujuan menggulingkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan menekan ekspor minyak mentah negara itu. Kampanye Presiden AS Donald Trump melawan produsen minyak Petroleos de Venezuela SA dimaksudkan untuk meningkatkan posisi pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido, yang telah diakui Washington sebagai presiden sementara Venezuela. Pada Senin (28/1), Guaido mengatakan akan mengendalikan akun Venezuela di luar negeri serta menunjuk dewan baru untuk PDVSA dan anak perusahaannya yang berbasis di Houston, Citgo Petroleum Corp. “Sanksi itu akan menyebabkan aliran minyak global dialihkan. Kilang di China dan India adalah satu-satunya yang dapat memproses minyak mentah Venezuela di luar AS,” tulis analis Grup Eurasia Risa Grais-Targow dalam risetnya. Menanggapi sanksi tersebut, Valero Energy Corp. dan sejumlah perusahaan penyulingan AS mulai menimbun minyak mentah Kanada yang kualitasnya serupa dengan minyak dari Venezuela. Sementara itu, perusahaan minyak milik negara Venezuela mulai meminta pembayaran di muka dari kilang minyak. “Seiring dengan bertambahnya detail dari Maduro yang bertahan dan berusaha membuat minyak menjauh dari penyuling Gulf Coast, juga pemerintahan [Presiden Donald] Trump berencana untuk mengunci oposisi, situasinya tengah memanas,” kata John Kilduff, mitra pendiri hedge fund Again Capital LLC di New York, dilansir Bloomberg. Pada saat yang sama, dengan ramalan cuaca yang sangat dingin untuk wilayah utara AS, peningkatan permintaan minyak pemanas juga mendukung harga minyak. Diesel futures naik 3,3% menjadi US$1,8975 per galon pada Selasa (29/1), kenaikan terbesar dalam sebulan. BACA JUGA : Rebound Sejumlah Saham Dongkrak Dow Jones, Nasdaq Melemah PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Penawaran Investor dalam Lelang SUN Diperkirakan Tembus Rp45 TriliunSejumlah analis memperkirakan penawaran investor dalam lelang surat utang negara atau SUN yang digelar pemerintah hari ini, Selasa (29/1/2019) akan kembali tinggi yang bisa melampaui Rp40 triliun.
Pemerintah akan melakukan lelang penjualan SUN dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2019. Target penerbitan senilai Rp15 triliun dengan seri – seri yang akan dilelang adalah sebagai berikut : - Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN03190430 (Diskonto; 30 April 2019); - Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN12200130 (Diskonto; 30 Januari 2020); - Obligasi Negara seri FR0077 (8,12500%; 15 Mei 2024); - Obligasi Negara seri FR0078 (8,25000%; 15 Mei 2029); - Obligasi Negara seri FR0068 (8,37500%; 15 Mei 2034); dan - Obligasi Negara seri FR0079 (8,37500%; 15 April 2039). "Kami perkirakan jumlah penawaran yang masuk akan berkisar antara Rp45 triliun—Rp55 triliun dengan jumlah penawaran yang cukup besar akan didapati pada instrumen Surat Perbendaharaan Negara serta pada Obligasi Negara seri FR0077 dan FR0078," kata I Made Adi Saputra Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas dalam riset harian, Selasa (29/1/2019). Adapun berdasarkan kondisi pergerakan harga Surat Utang Negara menjelang pelaksanaan lelang, Made perkirakan tingkat imbal hasil yang akan dimenangkan adalah sebagai berikut : - Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN03190430 berkisar antara 5,71 - 5,81; - Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN12200130 berkisar antara 6,03 - 6,12; - Obligasi Negara seri FR0077 berkisar antara 7,90 - 8,00; - Obligasi Negara seri FR0078 berkisar antara 8,06 - 8,15; - Obligasi Negara seri FR0068 berkisar antara 8,43 - 8,53; dan - Obligasi Negara seri FR0079 berkisar antara 8,46 - 8,56. Sementara itu, Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memperkirakan bahwa penawaran yang masuk juga akan tinggi, berkisar antara Rp40 triliun hingga Rp50 triliun. Berikut ini proyeksi Mirae Asset Sekuritas Indonesia atas tingkat imbal hasil yang akan dimenangkan pemerintah: FR0077 (Reopening, 15 May 2024, 8,12500%): 7,98% - 8,05% FR0078 (Reopening, 15 May 2029, 8,25000%): 8,12% - 8,17% FR0068 (Reopening, 15 March 2034, 8,37500%): 8,49% - 8,54% FR0079 (Reopening, 15 April 2039, 8,37500%): 8,52% - 8,56% Lelang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Januari 2019, dibuka pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Adapun hasil dari pelaksanaan akan diumumkan pada hari yang sama dan hasil dari lelang akan didistribusikan pada hari Kamis, tanggal 31 Januari 2019. Di tahun 2019, target penerbitan bersih (net issuance) Surat Berharga Negara senilai Rp389,0 triliun dimana pada kuartal I tahun 2019 pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Berharga Negara melalui lelang senilai Rp185,00 triliun dari 7 kali lelang Surat Utang Negara dan 6 kali lelang Sukuk Negara. Pada lelang sebelumnya pemerintah meraup dana senilai Rp27,75 triliun dari total penawaran yang masuk mencapai Rp55,67 triliun. BACA JUGA : IHSG Melemah 0,13% di Akhir Sesi I PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Tim analis MNC Sekuritas memprediksi pada perdagangan Senin (28/1/2018), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami penguatan. Selain itu, ada 4 saham yang dapat diperhatikan investor.
Dalam risetnya, tim analis MNC Sekuritas menyebutkan, penutupan IHSG pekan lalu berada pada level 6.482 atau menguat 0,2%. Diperkirakan untuk IHSG hari ini akan bergerak mendekati wilayah resistan di area 6.510. Walau masih mampu menguat, akan tetapi IHSG sudah berada pada akhir wave (v) dari wave iii dan akan terkoreksi ke level 6.350 bila mampu menembus level 6.400. Level support: 6.380 dan 6.260, sedangkan level resistan 6.595 dan 6,700 Berikut sejumlah saham yang dapat diperhatikan investor pada perdagangan hari ini beserta dengan rekomendasinya. *BMRI - Buy* BMRI sudah berada pada akhir wave (ii) dari wave [iii], dimana BMRI berpotensi menguat untuk membentuk wave (iii) dari wave [iii] ke level 8,250. Buy on Weakness: 7,300-7,375 Target Price: 7,900, 8,050, 8,250 Stoploss: 7,100 *AKRA - Buy on Weakness* AKRA sedang berada pada wave (v) dari wave [iii] dengan target 5,070-5,250. Buy on Weakness: 4,750-4,850 Target Price: 5,070, 5,250 Stoploss: 4,510 *BSDE - Buy on Weakness* BSDE sedang berada pada wave [iii] dari wave C dengan target 1,580-1,650. Buy on Weakness: 1,410-1,430 Target Price: 1,530, 1,580, 1,650 Stoploss: 1,330 *TINS - Sell on Strength* Kenaikan TINS pada pekan lalu sebesar 20.9% merupakan akhir dari wave (iii) dari wave [iii] sehingga berpotensi untuk terkoreksi ke level 1,185 hingga 1,080. Sell on Strength 1,330-1,380 BACA JUGA : IHSG Konsolidasi Positif, Perhatikan 6 Saham Ini KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Sektor pertanian memimpin mayoritas sektor menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya pada perdagangan pagi ini, Jumat (25/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,30% atau 19,71 poin ke level 6.486,37 pada pukul 09.23 WIB, setelah mampu rebound dan berakhir naik 0,24% atau 15,48 poin di level 6.466,65 pada perdagangan Kamis (24/1). Pergerakannya saat itu mendapat dorongan dari delapan sektor yang bergerak di zona hijau, dipimpin sektor industri dasar dan pertanian dengan masing-masing naik 0,68% dan 0,65%. Adapun sektor aneka industri bergerak sendirian di zona merah dengan pelemahan 0,48%. Kemudian pada pukul 09.44 WIB, IHSG terpantau lanjut menguat 0,32% atau 20,86 poin ke level 6.487,51. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.472,33 – 6.498,33. Pergerakan IHSG masih ditopang delapan sektor yang kali ini dipimpin sektor pertanian, sedangkan sektor aneka industri masih bergerak negatif dengan pelemahan 0,52%. Sementara itu, sebanyak 188 saham bergerak menguat, 117 saham bergerak melemah, dan 322 saham stagnan dari 627 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saham BBCA (+0,46%), TLKM (+0,78%), BBRI (+0,53%), dan HMSP (+0,54%) menjadi pendorong utama atas penguatan IHSG pada pukul 09.44 WIB. Pergerakan Sektor IHSG Pukul 09.44 WIB Sektor Perubahan Pertanian +0,79% Industri dasar +0,77% Tambang +0,72% Infrastruktur +0,45% Perdagangan +0,32% Finansial +0,27% Konsumer +0,24% Properti +0,20% Aneka industri -0,52% Sumber: Bloomberg BACA JUGA : Gelombang Capital Inflow Topang IHSG Lanjutkan Penguatan PT KON TAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Harga batu bara di bursa ICE Newcastle melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan Rabu (23/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak April 2019 menguat 1,05 poin atau 1,05% dan berakhir di level US$101,30 per metrik ton, setelah ditutup naik 0,15 poin atau 0,15% di level US$100,25 per metrik ton pada perdagangan Selasa (22/1). Adapun harga batu bara untuk kontrak teraktif Juli 2019 berakhir menguat 0,20% atau 0,20 poin di level US$98,95 per metrik ton pada perdagangan Rabu, setelah ditutup naik 0,20% di posisi 98,75 sehari sebelumnya. Harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Mei 2019 juga melanjutkan kenaikannya dan berakhir menguat 0,12% atau 0,10 poin di posisi 84,50 kemarin, setelah menanjak 1,20% ke level 84,40 pada Selasa. Meski demikian, harga batu bara thermal untuk pengiriman Mei 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange masih terkoreksi pada hari ketiga dan ditutup melemah 0,86% atau 5 poin di level 576 yuan per metrik ton pada perdagangan Rabu. Kontrak berjangka batu bara telah melemah setelah naik sekitar 5,5% pekan lalu, menyusul kecelakaan tambang di Shaanxi, China, pada 12 Januari sehingga mendorong pemeriksaan keselamatan yang lebih ketat dan pembatasan output. “Konsumsi yang lemah menjelang libur Tahun Baru Imlek serta perkiraan peningkatan output dari tambang-tambang milik negara telah meredakan langkah pengurangan produksi setelah kecelakaan itu,” terang China Coal Resource, seperti dikutip Bloomberg. Konsumsi batu bara turun karena pabrik-pabrik di seluruh negeri tersebut secara bertahap ditutup untuk liburan Imlek yang akan dimulai pada 4 Februari. Sementara itu, harga minyak mentah turun ke level terendah dalam hampir sepekan setelah China memperingatkan "tantangan serius" terhadap ekonomi global dan penutupan pemerintah federal di Amerika Serikat (government shutdown) menekan prospek pertumbuhan ekonomi. Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Maret lanjut turun 0,7% atau 0,62 poin ke level US$52,38 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah menutup sesi perdagangan Rabu (23/1) di posisi US$52,62. Adapun minyak Brent untuk kontrak Maret berakhir melemah 0,59% atau 0,36 poin di level US$61,14 per barel di ICE Futures Europe Exchange yang berbasis di London. Di forum ekonomi Davos, Wakil Presiden Cina Wang Qishan mengeluhkan risiko perang dagang dan populisme sementara di Washington, penasihat Presiden Donald Trump mengatakan shutdown yang berlarut-larut dapat menghapus pertumbuhan pada kuartal pertama 2019. Tak hanya itu, setelah perdagangan berjangka ditutup, American Petroleum Institute (API) melaporkan lonjakan besar dalam cadangan minyak mentah dan bahan bakar domestik, sehingga menyeret harga turun lebih lanjut. Kepala perdagangan energi OTC di LPS Futures, Michael Hiley mengatakan meskipun OPEC, Rusia dan pemasok lainnya mengurangi produksi, kekhawatiran tentang ekonomi pun masih membebani harga. "Anda masih memiliki hal-hal lama yang sama tanpa kepastian, khususnya pertanyaan tentang kesepakatan perdagangan antara AS dan China," kata Hiley, seperti dikutip Bloomberg. Direktur Eksekutif International Energy Agency Fatih Birol mengatakan pelambatan tajam dalam ekonomi dunia yang dipimpin oleh China dapat membebani konsumsi minyak mentah. “Permintaan minyak global masih diperkirakan naik pada kisaran 1 juta barel per hari, tetapi prospek ekonomi tetap tidak jelas, terutama di Cina,” kata Birol dalam wawancara dengan Bloomberg Television dari Davos. Lonjakan output AS tetap menjadi tantangan lain bagi produsen luar negeri. API melaporkan bahwa persediaan minyak mentah Amerika tumbuh 6,55 juta barel pekan lalu sementara stok bensin naik 3,64 juta barel. Penghitungan resmi Departemen Energi akan dirilis pada hari Kamis. Pergerakan harga batu bara kontrak April 2019 di bursa Newcastle Tanggal US$/MT 23 Januari 101,30 (+1,05%) 22 Januari 100,25 (+0,15%) 21 Januari 100,10 (-1,23%) 18 Januari 101,35 (+0,05%) 17 Januari 101,30 (+0,55%) Sumber: Bloomberg baca juga : Minyak Mentah AS Tertekan Prospek Pertumbuhan Ekonomi KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Harga minyak mentah merosot paling tajam dalam hampir satu bulan terakhir pada Selasa (22/1/2019) menyusul penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari IMF.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontarak Februari, yang berakhir Selasa, turun 2,3% atau US$1,23 ke level US$52,27 di New York Mercantile Exchange, penurunan terbesar sejak 27 Desember. Adapun kontrak Maret yang lebih aktif melemah ke level US$53,01. Tidak ada penyelesaian kontrak pada Senin karena liburan Martin Luther King Jr di AS Sementara itu, minyak Brent kontrak Maret turun US$1,24 ke level US$61,50 per barel di ICE Futures Europe exchange. Harga patokan global tercatat lebih tinggi US$8,49 dibandingkan WTI untuk bulan yang sama. Dilansir Bloomberg, minyak mentah mengikuti pelemahan pasar saham menyusul sebuah laporan bahwa AS telah menolak negosiasi baru dalam sengketa perdagangannya dengan Beijing, yang menyusul data perumahan yang mengecewakan dari keputusan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memangkas perkiraan pertumbuhan global. Minyak memasuki awal terpanas selama setahun sejak 2001, di tengah tanda-tanda bahwa pasokan minyak mentah akan tetap tertahan pembatasan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Tetapi prospek untuk melemahnya permintaan bahan bakar dan lonjakan minyak shale di AS mengancam reli. "Ketika saham turun karena laporan-laporan itu, hal tersebut juga turut menyeret minyak. Dengan produksi AS yang melonjak, mungkin ini saatnya untuk melakukanpullback," kata Kyle Cooper, konsultan di Ion Energy Group LLC, seperti dikutip Bloomberg. Sementara itu, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan dalam wawancara televisi dari World Economic Forum, Davos, bahwa OPEC dan mitra-mitranya telah memulai "pengurangan tajam" dan pasar "telah mulai merespons secara positif, Meskipun demikian, Arab Saudi telah mengkritik laju pemotongan output Rusia. Pertemuan pekan ini antara dua produsen terbesar tersebut saat tidak mungkin terjadi, karena Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih dan Menteri Energi Rusia Alexander Novak keduanya membatalkan perjalanan ke WEF. "Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan telah mereda untuk saat ini berkat pengurangan produksi OPEC," kata Kei Kobashi, analis senior di Sumitomo Corporation Global Research Co. "Sekarang, sisi permintaan dipertanyakan. Orang-orang mencoba mencari tahu berapa banyak permintaan minyak mentah China dan dunia akan jatuh," lanjutnya. IMF pada hari Senin menurunkan prospek ekonomi global untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. IMF saat ini memprediksi pertumbuhan 3,5% tahun ini, terlemah dalam tiga tahun terakhir dan turun dari 3,7% yang diperkirakan pada Oktober. BACA JUGA : Akhir Sesi I, IHSG Naik 0,13% PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES - Nilai tukar rupiah berhasil rebound terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini, Selasa (22/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot rebound dengan dibuka terapresiasi 18 poin atau 0,13% di level Rp14.209 per dolar AS. Pergerakan nilai tukar rupiah kemudian terpantau masih menguat 16 poin atau 0,11% ke level Rp14.211 per dolar AS pada pukul 08.18 WIB, dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Senin (21/1/2019), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berakhir terdepresiasi 49 poin atau 0,35% di posisi Rp14.227 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama pagi ini terpantau turun tipis 0,02% atau 0,017 poin ke level 96,319 pada pukul 08.20 WIB. Indeks dolar kembali bergerak di zona merah setelah dibuka naik hanya 0,001 poin di level 96,337. Pada perdagangan Senin (21/1) indeks dolar berakhir flat di posisi 96,336. Bagaimana pergerakan rupiah hari ini? Simak di Bisnis.com secara live. 10:09 WIB Pukul 10.00 WIB: Kurs Rupiah Menguat 12 Poin Nilai tukar rupiah menguat 12 poin atau 0,08% ke level Rp14.215 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,027 poin atau 0,03% ke posisi 96,309 pada perdagangan pagi ini. 09:01 WIB Pukul 08.18 WIB: Kurs Rupiah Masih Menguat 16 Poin Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih berada di level Rp14.211 per dolar AS dengan penguatan 16 poin atau 0,11%, saat indeks dolar AS turun 0,029 poin atau 0,03% ke posisi 96,307 pada perdagangan pagi ini. baca juga : Harga Batu Bara Tergelincir Usai Reli Empat Hari PT KONTAK PERKASA FUTURES KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (18/1/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,11% atau 6,99 poin ke level 6.416,79 pada akhir sesi I. Padahal, indeks dibuka dengan penguatan 0,32% atau 20,433 poin di posisi 6.444,21. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 6.410,07 – 6.452,56. Adapun pada akhir perdagangan Kamis (17/1), IHSG ditutup menguat 0,16% atau 10,42 poin ke level 6.423,78. Lima dari sembilan sektor menetap di zona merah, dengan tekanan terbesar dialami oleh sektor konsumer yang turun 0,78% dan industri dasar yang melemah 0,72%. Di sisi lain, empat sektor menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin oleh sektor tambang yang menguat 0,97%. Sebanyak 196 saham menguat, 175 saham melemah, dan 254 saham stagnan dari 625 saham yang diperdagangkan. Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menjadi penekan utama terhadap IHSG di akhir sesi I dengan pelemahan masing-masing 1,32% dan 1,43%. Sementara itu, indeks saham lainnya di kawasan Asia Tenggara bergerak menguat siang ini, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura yang naik 0,25%, indeks FTSE Malay KLCI yang menguat 0,16%, indeks SET Thailand yang menguat 0,16%, dan indeks PSEi Filipina yang menguat 0,98%. Simak perdagangan IHSG hari ini secara live di Bisnis.com 11:39 WIB Pukul 11.30 WIB: IHSG Melemah 0,11% di Akhir Sesi I Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,11% atau 6,99 poin ke level 6.416,79 di akhir sesi I. Saham PT HM Sampoerna Tbk (IHSP) yang melemah 1,32% menjadi penekan utama terhadap IHSG di akhir sesi I, disusul saham PT Unilever Indonesia (UNVR) yang melemah 1,48%. 10:17 WIB Pukul 10.11 WIB: IHSG Berbalik Melemah 0,08% Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik melemah 0,08% atau 5,13 poin ke level 6.418,65. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.416,97-6.452,56. 09:05 WIB Pukul 8.55 WIB: IHSG Dibuka Menguat 0,32% Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,32% atau 23,84 poin ke level 6.447,62. Sementara itu, indeks FTSE Straits Times Singapura terpantau menguat 0,35%, indeks Topix Jepang menguat 1,02%, dan indeks Hang Seng naik 1,19%. BACA JUGA : Kurs Rupiah Menguat 5 Poin Pukul 11.17 WIB KONTAK PERKASA FUTURES |
Official WebsitePT Kontakperkasa FuturesProfil perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawas Perdagangan Hubungi Kami PT Kontak Perkasa Futures Archives
November 2020
Categories
|