PT Kontak Perkasa Futures | Berikut adalah pergerakan nilai tukar rupiah di hari terakhir perdagangan. 2017. Nilai tukar rupiah berakhir rebound pada perdagangan, Kamis (28/12/2017), sejalan dengan pelemahan indeks dolar AS. Rupiah ditutup terapresiasi 0,03% atau 4 poin di Rp13.557 per dolar AS setelah pagi tadi rupiah dibuka dengan penguatan 0,02% atau 3 poin di posisi 13.558 per dolar AS. Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak cenderung tipis pada kisaran Rp13.544 – Rp13.566 per dolar AS. Sementara itu, pergerakan mata uang lainnya di Asia terpantau mayoritas menguat, dengan penguatan dipimpin baht Thailand yang terapresiasi 0,62%, disusul dolar Taiwan yang menguat 0,56% dan yen Jepang yang naik 0,51%. Di sisi lain, dolar Hong Kong terpantau melemah 0,08%. Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,32% atau 0,301 poin ke level 92,724 pada pukul 16.35 WIB. Dilansir Reuters, dolar AS melemah pada perdagangan kamis karena terhambat oleh kemerosotan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun. "Imbal hasil obligasi telah mundur dari puncaknya dan dolar diperdagangkan dengan nada lemah," kata Satoshi Okagawa, analis pasar global senior di Sumitomo Mitsui Banking Corporation, seperti dikutip Reuters. Imbal hasil obligasi AS pada mencapai 2,425% pada hari Kamis, setelah turun dari level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir 2,504% pada pekan lalu. sumber : bisnis.com BACA Juga : BURSA SAHAM 29 DESEMBER: IHSG Masih Kokoh Menghijau PT Kontak Perkasa Futures
0 Comments
PT Kontak Perkasa | Binaartha Securities memprediksi IHSG akan bergerak menuju level resisten 6.298 dan 6.319. Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG berhasil ditutup menguat signifikan 0,90% di level 6277.166 pada 27 Desember 2017 kemarin. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 6235.228 dan 6193.290. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 6298.134 dan 6319.103. Berdasarkan indikator daily, MACD berada di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI sudah berada di area jenuh beli. Terlihat pola three advancing soldiers candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham. "Dengan demikian, IHSG akan menuju ke area resistance pada level 6.298 dan 6.319," tulisnya dalam riset. Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut. *INCO, Daily (2830) (RoE: -1.45%; PER: -78.79x; PBV: 1.14x; Beta: 0.42):* Saat ini, harga bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terdapat pola bullish pin bar candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 2750 - 2830, dengan target harga secara bertahap di level 2950, 3080, 3140 dan 3340. Support: 2710 & 2600. *JPFA, Daily (1260) (RoE: 11.58%; PER: 12.93x; PBV: 1.50x; Beta: 2.78):* Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terdapat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Accumulasi Beli” pada area level 1240 - 1280, dengan target harga secara bertahap di level 1365 dan 1470. Support: 1195. *KRAS, Daily (396) (RoE: -5.50%; PER: -5.29x; PBV: 0.29x; Beta: 0.65):* Adapun indikator MACD berhasil membentuk pola golden cross di area negatif. Selain itu, terlihat pola bullish engulfing line candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 382 – 402, dengan target harga secara bertahap di level 454 dan 545. Support: 362 & 334. *MNCN, Daily (1250) (RoE: 15.06%; PER: 11.95x; PBV: 1.80x; Beta: 1.41):* Adapun indikator MACD yang membentuk pola golden cross. Selain itu, terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 1230 – 1260, dengan target harga secara bertahap di level 1305, 1360 dan 1415. Support: 1185. *TBLA, Daily (1210) (RoE: 22.94%; PER: 6.89x; PBV: 1.59x; Beta: 0.65):* Meskipun indikator MACD masih menunjukkan sinyal negatif, namun masih terlihat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. Selain itu, indikator RSI menunjukkan jenuh jual. “Buy” pada area level 1200 – 1230, dengan target harga secara bertahap di level 1315, 1395 dan 1450. Support: 1180. *TOTL, Daily (665) (RoE: 25.06%; PER: 8.86x; PBV: 2.23x; Beta: 2.26):* Adapun pergerakan harga mulai membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya dengan indikator MACD yang membentuk pola golden cross di area negatif. “Akumulasi Beli” pada area level 655 - 670, dengan target harga secara bertahap di level 685, 745 dan 820. Support: 650. BACA JUGA : OSO SECURITIES: IHSG Bergerak Terbatas Cenderung Melemah PT Kontak Perkasa PT Kontak Perkasa Balikpapan | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan secara stabil jelang akhir tahun, dan diharapkan dapat tembus hingga level 6.400 tahun depan. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai dengan fundamental ekonomi yang bagus saat ini memberi peluang IHSG untuk tembus 6400. "IHSG saya kira sebentar lagi tembus 6200, tahun depan lewat 6400," katanya. Menurut catatan BISNIS, hingga akhir tahun ini IHSG diprediksikan akan bergerak di level 6.032 - 6.258. Menurutnya, pemerintah yang optimis dalam melakukan reformasi birokrasi memberikan efek positif terhadap ekonomi. "Kepercayaan investor makin kuat, reformasi birokrasi jalan aja terus, ease of doin business (EODB)-nya, targetnya 40 besar disorong terus," tuturnya kepada Bisnis.com, Jumat (22/12/2016). Disamping itu, Ekonom Indef ini menilai, kebijakan pemotongan tarif pajak tentu akan menekan rupiah, tetapi penekanannya masih dalam kendali. "Kalo dari Indef sih sekitar 13.700-13.900 kisaran segitu. Jadi tipis terkendali sebenarnya," jelasnya. Menurut Bhima, cadangan devisa negara masih bisa di andalakan untuk stabilitas nilai tukar Rupiah. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara juga pernah mengatakan bahwa Ekonomi Indonesia tahan dari guncangan global karena pemerintah mempunyai cadangan devisa yang cukup untuk membiayayi 8 bulan import. "Cadangan devisa kita masih bisa diandalkan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, kuncinya peningkatan ekspor aja nanti biar cadangan devisanyanya makin kuat," kata Bhima. BACA JUGA : KURS RUPIAH 27 DESEMBER: Pantau Fluktuasi Pasar Spot Hari Ini PT Kontak Perkasa Balikpapan PT Kontak Perkasa Futures | Berikut ini laporan Live pergerakan rupiah terhadap dolar AS di pasar spot yang diperbarui perkembangannya sejak pembukaan sampai dengan penutupan. Rupiah berhasil mempertahankan rebound hingga akhir perdagangan hari Kamis (21/12/2017), menyusul penaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Ratings. Rupiah ditutup menguat 0,18% atau 24 poin di Rp13.555 per dolar AS. Kamis pagi rupiah dibuka dengan apresiasi 0,24% atau 32 poin di posisi 13.547, setelah pada perdagangan Rabu (20/12) berakhir melemah tipis 0,02% atau 3 poin di posisi 13.579. Sepanjang perdagangan Kamis, rupiah bergerak di kisaran Rp13.538 – Rp13.568 per dolar AS. Fitch Ratings menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia dalam mata uang asing dan lokal dari BBB- menjadi BBB, dengan outlook stabil. Lembaga pemeringkat internasional tersebut menyebutkan ketahanan Indonesia terhadap guncangan eksternal menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan peringkat. Fitch juga memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia akan meningkat menjadi 5,4% pada tahun 2018 dan 5,5% pada tahun 2019, sedangkan pertumbuhan pada 2017 mencapai 5,1%. Dilansir dari Bloomberg, Bank Indonesia (BI) menyatakan akan melanjutkan komitmennya dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem finansial demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Penaikan peringkat ini disebut menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan stabilitas makro ekonomi dan sistem finansial sebagai pondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Di sisi lain, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau melemah, di antaranya won Korea Selatan dan dolar Taiwan yang masing-masing terdepresiasi 0,17% dan 0,10%. Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau bergerak di zona hijau meski dengan kenaikan tipis 0,01% atau 0,012 poin ke level 93,325 pada pukul 16.56 WIB. Bagaimana fluktuasi kurs pada hari ini, Jumat (22/12). Ikuti laporannya di Bisnis.com. Pukul 08.00 WIB: Spot Dibuka Melemah 4 Poin di 13.559 Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah 4 poin atau 0,03% di Rp13.559 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (22/12/2017). BACA JUGA : Waspadai IHSG di Pekan Terakhir 2017, Perhatikan 6 Saham Ini PT Kontak Perkasa Futures PT Kontak Perkasa Futures | Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir terdepresiasi pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (20/12/2017), saat mata uang lainnya di Asia bergerak variatif. Rupiah ditutup melemah 0,02% atau 3 poin di Rp13.579 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan depresiasi 0,06% atau 8 poin di posisi 13.584, setelah pada perdagangan Selasa (19/12) mampu membukukan rebound 0,04% atau 5 poin di posisi 13.576. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.576 – Rp13.586 per dolar AS. Dilansir Bloomberg, ukuran volatilitas rupiah naik untuk pertama kalinya dalam lima hari saat imbal hasil Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi mengurangi daya tarik aset Indonesia. Volatilitas tersirat dalam satu bulan untuk dolar AS terhadap rupiah naik menjadi 3,86. “Prospek dari reformasi pajak AS yang akan segera terjadi serta data AS yang relatif kuat kemungkinan akan mendukung sedikit tawaran untuk dolar AS dan akan tetap seperti itu sampai akhir tahun, yang didorong lebih lanjut oleh kondisi tidak likuiditas pada pasar,” ujar Sook Mei Leong, kepala riset pasar global Asia Tenggara di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ. Sementara itu, mata uang lainnya di Asia terpantau bergerak variatif. Penguatan mata uang Asia di antaranya dibukukan won Korea Selatan dan renminbi China yang masing-masing menguat 0,36% dan 0,40%, berdasarkan data Bloomberg. Di sisi lain, pelemahan pada mata uang Asia di antaranya dialami yen Jepang dan baht Thailand yang masing-masing terdepresiasi 0,25% dan 0,09%. Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau bergerak di zona hijau meski hanya dengan kenaikan 0,004 poin ke level 93,445 pada pukul 16.51 WIB. Sebelumnya indeks dolar dibuka naik tipis 0,02% atau 0,020 poin di level 93,461, setelah pada Selasa (19/12) berakhir melemah 0,27% atau 0,254 poin di posisi 93,441. Sentimen positif terhadap dolar mendapatkan dukungan dari prospek seputar kemajuan reformasi pajak di AS. Pengambilan suara yang dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada Selasa (19/12) waktu setempat menghasilkan persetujuan atas rancangan undang-undang perpajakan yang diusung Partai Republik. Tak lama setelah DPR, anggota parlemen Senat AS yang dikuasai Partai Republik menyetujui sekaligus memberikan catatan revisi minor terhadap RUU Pajak AS yang baru. RUU tersebut sedianya akan kembali dibahas, direvisi, dan dilakukan jajak pendapat ulang kembali di DPR AS, sebelum diserahkan kepada Presiden Donald Trump untuk disahkan. BACA JUGA : Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq Turun Tipis PT Kontak Perkasa Futures PT kontak Perkasa | Binaartha Securities mengestimasi IHSG akan bergerak menguat dengan potensi menyentuh level 6.190 hari ini. Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG berhasil ditutup menguat 0,55% di level 6.167,667 pada 19 Desember 2017. Berdasarkan rasio fibonacci, adapun support dan resistance terdekat adalah pada level 6.130 dan 6.190. Berdasarkan indikator daily, MACD menunjukkan sinyal positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI sudah berada di area jenuh beli. Terlihat pola white opening marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan indeks saham. "Dengan demikian, IHSG akan menuju ke level 6.190," tulisnya dalam riset. Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut. *ACES, Daily (1165) (RoE: 20.48%; PER: 28.38x; PBV: 5.83x; Beta: 1.22):* Adapun pergerakan harga membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya dengan indikator MACD yang membentuk pola golden cross di area negatif. “Akumulasi Beli” pada area level 1145 – 1180, dengan target harga secara bertahap di level 1250 dan 1315. Support: 1100. *BJTM, Daily (705) (RoE: 17.29%; PER: 7.66x; PBV: 1.33x; Beta: 1.89):* Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 690 – 705, dengan target harga secara bertahap di level 720, 740 dan 755. Support: 680. *MAPI, Daily (6400) (RoE: 7.79%; PER: 32.84x; PBV: 2.50x; Beta: 1.86):* Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terdapat pola bullish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 6300 - 6450, dengan target harga secara bertahap di level 6575, 6775 dan 6925. Support: 6150. *MLPL, Daily (144) (RoE: -7.30%; PER: -2.25x; PBV: 0.16x; Beta: 3.13):* Adapun pergerakan harga mulai membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya dengan indikator MACD yang membentuk pola golden cross di area negatif. “Akumulasi Beli” pada area level 140 – 152, dengan target harga secara bertahap di level 161 dan 180. Support: 135. *MNCN, Daily (1255) (RoE: 15.06%; PER: 12.00x; PBV: 1.80x; Beta: 1.43):* Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 1240 – 1275, dengan target harga secara bertahap di level 1360 dan 1415. Support: 1225. *TOTL, Daily (665) (RoE: 25.06%; PER: 8.86x; PBV: 2.23x; Beta: 2.28):* Adapun pergerakan harga mulai membentuk fase akumulasi dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya dengan indikator MACD yang membentuk pola golden cross di area negatif. “Akumulasi Beli” pada area level 655 - 670, dengan target harga secara bertahap di level 680, 745 dan 820. Support: 650. BACA JUGA : Aksi Profit Taking Tekan Pergerakan Indeks Hari Ini PT kontak Perkasa PT Kontak Perkasa Balikpapan | Reliance Securities mengestimasi IHSG akan bergerak tertekan kembali menguji support MA5 dengan rentang 6.090-6.150. Analis Lanjar Nafi mengatakan pergerakan IHSG secara teknikal kembali mematahkanresistance upper bollinger bands dan mencetak level tertinggi baru. Baca Juga: 1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | Kontak Perkasa Balikpapan 2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT Kontak Perkasa Balikpapan Indikator stochastic menguat memasuki area jenuh beli dengan indikasi dead-crosscenderung menekan di perdagangan selanjutnya dikuatkan oleh momentum pergerakan IHSG pada RSI bergerak jenuh terkonsolidasi. "Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak tertekan kembali menguji support MA5 dengan rentang 6.090-6.150," tulisnya dalam riset. Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya BWPT, LSIP, INKP, ACES, ADHI. BACA JUGA : Jelang Natal, IHSG Masih Menjanjikan | PT Kontak Perkasa Balikpapan PT Kontak Perkasa Balikpapan Kontak Perkasa Futures | Berikut adalah pergerakan rupiah sepanjang akhir pekan ini, pasca ditutup rebound dalam transaksi dagang kemarin. Nilai tukar rupiah ditutup rebound pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (14/12/2017). Rupiah ditutup menguat 0,1% atau 14 poin di Rp13.576 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan penguatan 0,21% atau 29 poin di posisi 13.561. Adapun pada perdagangan Rabu (13/12), rupiah ditutup melemah 0,12% atau 16 poin ke level Rp13.590 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.557 – Rp13.587 per dolar AS. Sejalan dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia juga menguat, dipimpin baht Thailand dengan apresiasi sebesar 0,25%, berdasarkan data Bloomberg. Penguatan peso diikuti renminbi China dan won Korea Selatan yang masing-masing menguat 0,17%. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau berbalik menguat 0,02% atau 0,023 poin ke level 93,452 pada pukul 16.57 WIB. Dolar masih berada di posisi terendah dalam lebih dari satu pekan terakhir setelah bank sentral AS mempertahankan proyeksi pertumbuhan suku bunga acuan tahun depan, meski investor mengharapkan adanya percepatan laju. Seperti yang telah banyak diprediksi, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25% ke kisaran 1,25-1,50% pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (13/12) waktu setempat. Bank sentral AS tersebut juga memproyeksikan tiga kenaikan lebih lanjut pada tahun 2018 dan 2019 sebelum tingkat jangka panjang sebesar 2,8% tercapai. Proyeksi ini tidak berubah dari proyeksi terakhir pada bulan September. Seperti dilansir Reuters, sejumlah analis memperkirakan The Fed akan memberikan catatan yang lebih optimis mengenai pertumbuhan ekonomi tersebut, dengan mempertimbangkan RUU pajak AS yang besar kemungkinan disahkan dalam beberapa pekan ke depan. BACA JUGA :
Kontak Perkasa Futures Kontak Perkasa Futures | Berikut adalah berita pergerakan rupiah sepanjang perdagagan hari ini yang disajikan secara live di Bisnis.com. Pelemahan nilai tukar rupiah berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (13/12/2017), meski pada saat yang sama pergerakan dolar AS terkoreksi. Rupiah ditutup melemah 0,12% atau 16 poin di Rp13.590 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan pelemahan 0,23% atau 31 poin di posisi 13.605, setelah pada perdagangan Selasa (12/12), berakhir melemah 0,15% atau 22 poin di posisi 13.574. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak cenderung melemah di kisaran Rp13.577 – Rp13.605 per dolar AS. Mata uang lainnya di Asia terpantau bergerak variatif dengan won Korea Selatan memimpin penguatan sebesar 0,14%, berdasarkan data Bloomberg. Penguatan won diikuti yen Jepang yang terapresiasi 0,13%. Selain rupiah, pelemahan terdalam dibukukan ringgit Malaysia yang terdepresiasi 0,21%. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau bergerak di zona merah dengan pelemahan 0,06% atau 0,060 poin ke 94,041 pada pukul 16.50 WIB. Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,06% atau 0,057 poin di level 94,044, setelah pada Selasa (12/12) berakhir menguat 0,25% di posisi 94,101. Dilansir Bloomberg, mata uang emerging markets di Asia cenderung bergerak mixed menjelang rilis keputusan The Federal AS, dengan ringgit Malaysia dan rupiah memimpin pelemahan. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (13/12) waktu setempat (Kamis dini hari WIB). Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Investor selanjutnya akan mencermati proyeksi bank sentral tersebut mengenai kenaikan suku bunga di masa depan dan pandangannya terhadap kesehatan ekonomi. Sementara itu, dolar tergelincir dari penguatannya bersama dengan imbal hasil obligasi setelah kandidat Partai Republik Roy Moore gagal memenangkan kursi di Senat melawan kandidat Partai Demokrat Doug Jones. Kemenangan kandidat Partai Demokrat tak ayal menjadi pukulan bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebabkan Partai Republik kehilangan mayoritas di Senat sekaligus mengancam masa depan agenda ekonomi Trump. “Menjelang akhir tahun, kami menjadi berhati-hati mengenai penguatan berkelanjutan pada sejumlah mata uang Asia,” kata Wisnu Varathan, kepala pakar ekonomi dan strategi di Mizuho Bank Ltd. “Banyak yang akan bergantung pada dua faktor – apakah pasar akan melihat kejutan hawkish pada panduan FOMC dan lainnya adalah terkait perundang-undangan pajak,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg. BACA : LIVE BURSA SAHAM 14 DESEMBER: Simak Laju IHSG Hari Ini Kontak Perkasa Futures PT Kontak Perkasa Futures | Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average berhasil membukukan rekor terbaru pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), didorong saham perbankan, saat investor mencermati potensi pemangkasan pajak korporasi di Amerika Serikat (AS) serta berlanjutnya pertumbuhan ekonomi pasca data inflasi yang kuat.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,49% atau 118,77 poin di level 24.504,8 dan indeks S&P 500 menguat 0,15% atau 4,12 poin di 2.664,11, level penutupan tertinggi baru sepanjang masa. Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite ditutup turun 0,19% atau 12,76 poin di level 6.862,32. Harga produsen AS dilaporkan meningkat pada bulan November karena lonjakan harga bensin dan peningkatan biaya barang lainnya, sehingga membawa kenaikan tahunan terbesar dalam hampir enam tahun. Data tersebut, muncul sehari menjelang potensi penaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve dapat meredakan kekhawatiran di antara beberapa pembuat kebijakan The Fed mengenai inflasi yang terus-menerus rendah. Investor juga berharap Partai Republik AS akan mampu menuntaskan proses perundang-undangan pajak yang diharapkan untuk memangkas tarif pajak perusahaan. “[Penguatan] ini sebagian besar [ditopang] optimisme pajak yang mendekati tahap akhir serta data ekonomi global yang lebih kuat,” kata RJ Grant, kepala perdagangan di Keefe, Bruyette & Woods, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/12/2017). Sektor finansial menjadi pendorong terbesar dengan penguatan 1%, diikuti sektor kesehatan yang naik 0,4%. Adapun indeks telekomunikasi mengalami kenaikan persentase terbesar dengan 2,8%. “Saat investor menjadi lebih yakin (bahwa) pemulihan ekonomi tampaknya akan berkekspansi, mereka mulai masuk ke sektor-sektor bernilai seperti industri, finansial, dan energi yang memerlukan pertumbuhan pendapatan untuk berekspansi,” kata Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank. Saham Goldman Sachs menjadi pendorong terbesar bagi Dow Jones dengan penguatan 3%. Di sisi lain, penurunan pada saham teknologi kelas berat termasuk Apple dan Facebook menekan Nasdaq. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini pada pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (13/12) waktu setempat. Investor kemudian akan mencermati proyeksi bank sentral tersebut mengenai kenaikan suku bunga di masa depan dan pandangannya terhadap kesehatan ekonomi. “Pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga sebanyak 1-2 kali dan The Fed memperkirakan 3-4 kali (tahun 2018). Akan ada beberapa rekonsiliasi dari pendapat tersebut, dan sejauh ini dalam beberapa tahun terakhir, pasar telah menjadi lebih tepat daripada The Fed,” kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management. BACA JUGA : LIVE HARGA EMAS 13 DESEMBER: Kembali Tertekan PT Kontak Perkasa Futures |
Official WebsitePT Kontakperkasa FuturesProfil perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawas Perdagangan Hubungi Kami PT Kontak Perkasa Futures Archives
November 2020
Categories
|