PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak melonjak lebih dari 20 persen pada perdagangan Rabu setelah data menunjukkan persediaan minyak AS yang lebih kecil dari perkiraan, serta pada harapan bahwa ekonomi akan dibuka kembali lebih cepat dari yang diharapkan.
Dikutip dari CNBC, Kamis (30/4/2020), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni melonjak 22,04 persen, atau USD 2,72 menjadi USD 15,06 per barel, setelah sebelumnya diperdagangkan di level USD 16,78. Sedangkan harga minyak patokan internasional, Brent naik USD 2,08, atau 10,17 persen menjadi USD 22,54 per barel. Optimisme bahwa ekonomi akan dapat dibuka kembali lebih cepat dari jadwal naik setelah Gilead mengatakan hasil awal uji coba obat coronavirus menunjukkan bahwa setidaknya 50 persen pasien yang diobati dengan dosis lima hari obat antivirus remdesivir meningkat dan lebih dari setengahnya habis dari rumah sakit dalam waktu dua minggu. Indeks saham pun ikut naik meskipun terjadi kontraksi 4,8 persen untuk PDB AS pada kuartal pertama yang merupakan kontraksi terbesar sejak krisis keuangan. Harga minyak juga didorong oleh persediaan AS yang lebih kecil dari perkiraan. Menurut data dari Administrasi Informasi Energi AS, stok minyak mentah naik 9 juta barel untuk pekan yang berakhir 24 April. Ini lebih rendah dari perkiraan 11,7 juta barel yang dibuat oleh para analis yang disurvei oleh FactSet. Data juga menunjukkan bahwa produksi AS turun 100.000 barel per hari pekan lalu menjadi 12,1 juta barel per hari. Ini adalah 1 juta barel per hari di bawah rekor produksi 13,1 juta barel per hari selama pekan yang berakhir 13 Maret. "Harga minyak naik pada Rabu pagi karena para pedagang berpegang teguh pada indikasi yang berpotensi positif bahwa kesenjangan permintaan-pasokan mungkin akan lebih kecil," kata Kepala Pasar Minyak global Rystad Energy Bjornar Tonhaugen kepada CNBC. “Secara keseluruhan kami membutuhkan pengumuman resmi untuk pemangkasan atau pembukaan kembali ekonomi agar harga stabil. Diharapkan banyak volatilitas dan perubahan harga dalam beberapa hari mendatang karena para pedagang yang bullish dan bearish menimbang harapan dan ketakutan mereka di pasar yang sangat ingin menemukan sesuatu untuk bertahan," tambahnya. Pandemi virus corona telah memaksa negara-negara di seluruh dunia untuk menutup ekonomi mereka sementara waktu karena orang-orang tinggal di rumah, telah mengurangi permintaan global akan minyak mentah hingga sepertiga, menurut beberapa perkiraan. WTI untuk pengiriman Juni turun 44 sen, atau 3,4 persen, berakhir pada USD 12,34 per barel pada hari Selasa. Di sisi lain, benchmark internasional, minyak mentah Brent naik 47 sen, atau 2,35 persen menjadi USD 20,46. Prediksi Moody, harga minyak WTI akan berada di level 30 per barel tahun ini dan USD 40 tahun depan. Untuk Brent, rata-rata di level USD 35 per barel pada 2020 dan USD 45 di 2021. Data dari American Petroleum Institute yang dirilis Selasa malam menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS melonjak 10 juta barel dalam sepekan hingga 24 April, sehingga total menjadi 510 juta barel. Itu lebih rendah dari ekspektasi analis akan kenaikan 10,6 juta barel, menurut perkiraan dari Reuters. BACA JUGA : Makin Perkasa, Rupiah Bergerak Mendekati 15.000 per Dolar AS PT KONTAK PERKASA FUTURES
0 Comments
PT KONTAK PERKASA - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memperkirakan melalui bahwa inflasi April tetap rendah dan terkendali mencapai 0,18 persen (mtm) atau 2,78 persen (yoy)."Berdasarkan survey pemantauan harga yang kami lakukan dari seluruh 46 kantor-kantor Bank Indonesia di seluuruh Indonesia, kami perkirakan bahwa inflasi di bulan April 2020 ini tercatat mencapai 0,18 persen (mtm) atau 2,78 persen (yoy)," kata Perry di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Sehingga, lanjut Perry, inflasi terkendali dan rendah, serta lebih rendah dari inflasi Maret yang mencapai 2,96 persen (yoy), dan Februari 2,98 persen (yoy). Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam sasarannya sebesar 3,0 persen ± 1 persen pada 2020. Sementara itu, BI mencatat, pada bulan April ini ada beberapa komoditas yang mengalami inflasi seperti bawang merah 0,12 persen, emas perhiasan 0,09 persen, jeruk 0,5 persen, gula pasir 0,02 persen. "Tapi juga ada komoditas yang kemudian menyumbang deflasi. Cabe merah, deflasinya 0,11 persen, daging ayam 0,08 persen," tambah Perry. Menurut Perry, hal ini sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo untuk memastikan bahwa kebutuhan dan pasokan bahan-bahan pokok, terutama di bulan Ramadan, terpenuhi secara baik. "Dan sesuai perkiraan kami, di bulan Ramadan ini infalsinya akan lebih rendah dari pola historisnya pada tahun-tahun sebelumnya, karena dengan adanya PSBB di sejumlah wilayah, tentu saja ini menurunkan juga tingkat permintaan. sehingga itu juga menjaadi bagian terkendalinya inflasi," pungkas Perry. BACA JUGA : Harga Emas Antam Lebih Murah Rp 7.000 per Gram PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES - Pandemi Corona menghantam seluruh sektor bisnis termasuk minyak dan gas (migas). Penerapan protokol kesehatan menyebabkan kegiatan di hulu migas yang sebagian besar bersifat fisik dan observasi ke lapangan menjadi terbatas.Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto membeberkan beberapa hambatan yang dihadapi sektor usaha migasterutama dalam kegiatan hulu.
"Yang pertama adalah laju transportasi material yang lebih lama, khususnya pengiriman dari luar negeri," kata Dwi saat rapat virtual dengan Komisi VII DPR, Selasa (28/4/2020). Selain itu, produktivitas teknisi dan tenaga konstruksi menjadi lebih rendah karena adanya penerapan work from home (WFH), ditambah dengan jumlah personel yang dibolehkan di lokasi proyek dibatasi. Inspeksi kinerja peralatan dan fasilitas juga lebih lama gegara WFH ini. "Mobilitas pekerja ke lokasi lebih sulit karena perijinan dan waktu karantina dan potensi overstay yang berisiko pada keselamatan kerja," lanjut Dwi. Ditambah, persetujuan pengurusan perijinan menjadi lebih lama serta kegiatan manufaktur peralatan migas untuk proyek akan tertunda lebih lama. Sebagai informasi, SKK Migas menargetkan 11 proyek hulu migas yang akan on stream. Mayoritas proyek merupakan proyek pengembangan lapangan gas. Jumlah proyek ini meningkat dibandingkan tahun 2019 yang hanya ada 9 proyek. Pelaku usaha di sektor industri minyak dan gas (migas) kini tengah dikhawatirkan dengan harga minyak mentah dunia yang kian merosot. Seperti yang terjadi pada harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) acuan West Texas Intermediate (WTI) yang minus USD 37,63 per barel pada perdagangan Senin (20/4/2020). Harga negatif tersebut belum pernah terjadi sebelumnya untuk kontrak berjangka. Penurunan drastis harga minyak mentah WTI dipicu oleh melemahnya permintaan pasar di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Kendati demikian, Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya menilai, para pelaku usaha di sektor minyak dan gas (migas) masih akan kuat menghadapi kejatuhan harga minyak. Pernyataan itu diperkuat dengan beberapa indikator seperti produk minyak yang bisa disimpan untuk jangka panjang. Hal itu membuatnya percaya bahwa perusahaan migas tak akan sampai membuat kehebohan seperti melakukan aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. "Dibandingkan sektor-sektor lain, pengusaha sektor migas secara umum yang paling kuat cashflow dan akses to finance-nya. Kan produk mereka bisa disimpan dulu, enggak rusak kayak sayur yang harus dijual dalam waktu singkat," jelas Berly kepada Liputan6.com, Rabu (22/4/2020). "Jadi saya bilang sih sektor migas relatif aman dari PHK. Pekerja sektor ini juga sedikit karena capital intensif," tegas dia. Namun, ia memberi catatan, yang jadi masalah bagi sektor migas saat ini adalah terkait penyimpanan. Dengan demikian, Berly memprediksi beberapa pelaku migas akan memilih untuk memangkas produksi minyak seperti yang telah dilakukan Arab Saudi dan Rusia. "Betul bahwa produk migas bisa disimpan jangka panjang. Tapi dengan produksi berjalan as usual dan konsumsi berkurang maka inventory numpuk. Jadi likely sebagian aktor migas akan kurangi produksi supaya tidak overcapacity," tuturnya. Anjloknya harga minyak mentah dunia saat ini membuat sejumlah negara menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) lebih dari 50 persen. Namun hal tersebut tak berlaku di Indonesia, dimana harga BBM belum kunjung turun sejak awal Februari 2020. Sejumlah pihak menuding, itu terjadi lantaran keluarnya Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 62K/MEM/2020 yang diteken pada 28 Februari 2020 dan berlaku per 1 Maret 2020. Dalam aturan baru ini, penentuan harga BBM bergantung pada harga produk minyak hasil kilang di Singapura (Mean of Platts Singapore/MOPS) atau acuan Argus, dimana perhitungannya menggunakan rata-rata harga publikasi dua bulan ke belakang untuk penetapan harga BBM di bulan berjalan. Mengacu pada formulasi tersebut, Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya menduga harga BBM di Indonesia baru akan turun signifikan pada Mei 2020. "Berarti kalau pake rumus ini maka bulan depan akan turun signifikan," ujar Berly kepada Liputan6.com, Rabu (22/4/2020). Sebagai perbandingan, Berly memaparkan, formula harga jual BBM ketika terakhir kali mengalami penurunan di awal Februari masih berpatok pada Kepmen ESDM lama Nomor 187K/MEM/2019 yang diteken pada 7 Oktober 2019 oleh Menteri ESDM saat itu, Ignasius Jonan. BACA JUGA : Harga Minyak Anjlok 25 Persen karena Kilang Penyimpanan AS Hampir Penuh PT KONTAK PERKASA FUTURES KONTAK PERKASA FUTURES - Pandemi Corona membuat banyak orang mengatur lagi portofolio investasi. Beberapa orang yang memiliki sisa dana melirik saham menjadi pilihan investasinya.Beberapa investor melihat bahwa kondisi saat ini harga saham memang tengah murah-murahnya. Tak hanya di Indonesia, seluruh bursa di dunia juga tengah mengalami koreksi.
Namun ada beberapa investor melihat bahwa investasi saham sangat berisiko. Hal ini terjadi karena tatanan ekonomi dunia berubah akibat pandemi Corona. Selain itu, belum ada negara yang bisa memastikan pandemi Coona ini akan berakhir. Dikutip dari Swara Tunaiku, Senin (26/4/2020), sebelum memutuskan untuk berinvestadi di pasar saham, sebaiknya perhatikan dulu beberapa hal ini: 1. Kondisi pergerakan saham di dunia Banyak orang sedang gencar-gencarnya mempertaruhkan nasib investasi saham mereka sekarang ini. Harus diborong kah? Atau jual semua saham yang kita punya dan lebih baik berinvestasi di masker dan sarung tangan karet? Ya, nggak gitu juga. Sebenarnya yang paling menarik buat orang-orang berinvestasi saham itu adalah janjinya di masa depan. Kalau kita tekun melihat tren dan menyisihkan sebagian uang setiap bulannya, bisa jadi 10, 20, atau 30 tahun kemudian, kita sudah bisa menikmati hasilnya. Tanpa harus bekerja, kita bisa menikmati passive income dari hasil investasi. Namun, melihat jebloknya saham di sektor perminyakan pada bulan Maret 2020 lalu saja sudah mempengaruhi nasib finansial secara global, yang membuat para pemain saham kawakan ketar-ketir. Di Indonesia sendiri, nasib IHSG masih sangat fluktuatif. Hal ini masih terpengaruh kuat oleh isu minyak mentah dan Corona. Ke depannya pun diperkirakan belum tentu ada pergerakan yang signifikan dalam waktu yang cepat. Lalu bagaimana dengan nasib para investor yang masih pemula atau belum sekawakan itu? Sebelum masuk bagaimana langkah selanjutnya yang harus diambil, lebih baik kenali dulu profil risik sebagai investor. Anda itu orang yang seperti apa, sih? Yang suka main aman atau yang berani ambil risiko? Dalam berinvestasi itu ada 3 profil risiko: Konservatif, Moderat, dan Agresif. Bagaimana cara tahu Anda termasuk profil risiko yang mana? Bisa dilihat di penjelasan berikut ini: Konservatif Investor dengan profil Konservatif biasanya tidak terlalu suka dengan jenis investasi yang risiko meruginya tinggi. Lebih suka main aman dan keuntungannya pasti, walau tidak tinggi. Yang penting instrumen yang ia pilih dijamin kestabilannya. Biasanya instrumen investasi yang dipilihnya ini berupa Deposito. Moderat Sedikit lebih berani dari si Konservatif, Investor dengan profil moderat tidak masalah jika mengalami sedikit kerugian dalam berinvestasi. Walau begitu Ia tetap berhati-hati memilih instrumen investasinya agar tidak mengalami kerugian terlalu besar. Instrumen yang paling cocok untuk profil moderat adalah reksadana pendapatan tetap atau obligasi. Agresif Investor yang Agresif biasanya investor yang memegang teguh prinsip high risk high return. makanya mereka tid untukak takut untuk mengambil risiko yang besar dalam berinvestasi. Biasanya mereka memang sudah terbiasa dan mahir dalam berinvestasi. Makanya mereka nggak takut untuk masuk ke investasi saham, reksadana saham, atau reksadana campuran. Nah, Anda sendiri termasuk yang mana? Di tengah kondisi yang lagi naik turun dan tidak stabil seperti ini, pastinya risiko yang akan Anda hadapi lebih besar. Setiap saat kondisi bisa berubah, tergantung isu yang sedang beredar juga. Misal ada isu finansial soal negara atau kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, hal ini bisa berdampak sensitif terhadap perubahan harga saham suatu entitas. Bikin deg-degan intinya. Melihat kondisi seperti ini, sepertinya untuk para pemain dengan profil risiko Konservatif, sebaiknya ditahan dulu untuk ikut bermain. Iya, tahu, harganya lagi murah dan kamu penasaran. Tapi sudah siap dengan risiko rugi yang mungkin terjadi? Sebaliknya, untuk si Moderat dan Agresif, kamu masih bisa coba bermain selama kamu tahu penempatan yang tepat, di waktu yang tepat juga. Tapi sekadar mengingatkan, apapun risiko yang akan kamu ambil, yang paling penting sebelum berinvestasi di saat seperti ini adalah memastikan kamu punya uang yang cukup di dalam pos dana darurat. Dengan begitu, ketika Anda mengalami kerugian dalam berinvestasi saham sekali pun, keuanganmu tidak akan terganggu. Sekali lagi, investasi saham di masa seperti ini memang berisiko, tapi bukan berarti mustahil. Jadi, ketika Anda berkomitmen untuk masuk ke dalamnya, pastikan keuanganmu aman dan hasil apa pun yang kamu dapatkan kelak, tidak akan mengganggu masa depan kamu atau keluarga yang bergantung dengan Anda. Masih juga bersikukuh ingin coba investasi di saat seperti ini? Boleh saja, tapi sebisa mungkin cocokan dengan profil risiko masing-masing untuk memilih instrumen investasi yang tepat. Beberapa yang bisa dipilih itu adalah Deposito, Obligasi, dan Reksadana. Deposito Untuk deposito, ini bisa dibilang aman karena bunganya fixed, sehingga keuntungannya juga pasti akan menyesuaikan dengan bunga yang dijanjikan oleh Bank. Hanya, deposito di Bank itu memang sifatnya bukan untuk mengeruk untung, tapi lebih menstabilkan karena keuntungannya tidak akan besar. Obligasi Sedangkan untuk obligasi, sebenarnya lebih menjanjikan dari Deposito, dengan catatan memilih Obigasi yang tepat. Ada dua jenis Obligasi, yaitu Obligasi Pemerintah dan Obligasi Korporasi. Untuk risikonya sendiri, di saat ini memang lebih aman kalau mengambil Obligasi Pemerintah, yang biasa dikenal sebagai Surat Utang Negara atau Surat Berharga Negara (SBN). SBN sendiri ada beberapa macam, antara lain Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), dan Obligasi Negara Ritel (ORI). Reksa Dana Pasar Uang ketika IHSG melemah, Reksa Dana Pasar Uang ternyata bisa kita jadikan pilihan untuk berinvestasi jangka pendek. Dalam kurun waktu satu tahun, ada dua reksadana pasar uang yang bisa diperkirakan dapat mencapai return di atas 7 persen. Kedua reksa dana ini memang memiliki tujuan untuk menghasilkan tingkat pertumbuhan yang optimal serta konsisten, dalam jangka waktu pendek dan menengah, serta memiliki likuiditas yang tinggi. BACA JUGA : Harga Beli dan Jual Emas Antam Kompak Turun Rp 4.000 per Gram KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Startup keamanan siber ZecOps baru saja melaporkan keberadaan bug di sistem operasi besutan Apple, iOS. Bug tersebut memungkinkan hacker untuk menyusup masuk aplikasi Mail yang ada di iPhone maupun iPad.
Menurut laporan, iOS sebenarnya sudah rentan terhadap bug ini setidaknya sejak 2012, saat iOS 6 keluar. Namun dari penelusuran, baru diekspos pelaku kejahatan siber pada 2018 dan masih ada hingga versi terbaru, yakni iOS 13. Dikutip dari Phone Arena, Jumat (24/4/2020), dengan memanfaatkan bug ini, hacker dapat membaca, mengedit, bahkan menghapus email yang ada di aplikasi Mail. Pengguna sendiri disebut tidak akan mengetahui aksi tersebut. Adapun metode yang digunakan para hacker adalah mengirimkan email ke korbannya. Setelah email diterima, ZecOps mengatakan dalam beberapa kasus serangan langsung dapat dilakukan tanpa input korban, tapi ada kasus lain yang memerlukan korban untuk melihat email terlebih dulu. Setelah berhasil menyusup, email itu akan terhapus secara otomatis, sehingga korban tidak menyadarinya. Mengingat tidak ada keanehan, korban pun beraktivitas seperti biasa, termasuk mengirim dan menerima email. Kendati demikian, hacker tidak dapat memanfaatkan bug di iOS ini untuk serangan massal. Dengan kata lain, hacker harus menyusun email berbeda untuk masing-masing target. ZecOps mengatakan sudah ada beberapa target serangan, mulai dari karyawan di perusahaan dalam daftar Fortune 500, eksekutif perusahaan Swiss dan Jepang, termasuk firma keamanan asal Arab Saudi dan Israel. ZecOps menduga operator aksi serangan ini didukung negara. Apple sendiri sudah mengetahui bug ini dan akan menghadirkan solusinya lewat iOS 13.4.5, meski pengguna iOS beta sudah memperolehnya. Oleh sebab itu, sebagai langkah antisipasi, pengguna iOS dapat menonaktifkan terlebih dulu aplikasi Mail dan memakai aplikasi alternatif. Terlepas dari kabar itu, Apple dikabarkan sudah mulai menggarap sistem operasi mobile terbaru besutannya, yakni iOS 14. Bocoran soal iOS 14 pun baru-baru ini sudah beredar di internet. Dikutip dari BGR, Rabu (26/2/2020), salah satu fitur yang terungkap adalah tampilanmultitasking di iOS 14. Dari sebuah video yang disebut-sebut sebagai uji coba internal Apple, tampilan multitasking iOS kini dibuat mirip iPadOS. Salah satu perbedaan yang paling terlihat adalah aplikasi kini tidak lagi ditampilkan sejajar, melainkan dibagi dalam dua baris. Tampilan ini mirip dengan yang ada di iPadOS. Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah tampilan itu memang benar-benar pengujian internal iOS 14 atau sekadar jailbreak. Namun dari seorang pembocor di Twitter Ben Geskin, fitur akan hadir dengan nama App Switcher. Untuk sekarang, bocoran soal iOS 14 memang sangat terbatas. Terlebih, Apple memang belum mengungkap kehadirannya ke publik, tapi seperti tahun-tahun sebelumnya, iOS anyar akan diperkenalkan saat gelaran WWDC yang digelar Juni. Terlepas dari bocoran soal iOS 14, Apple sendiri baru saja merilis pembaruan untuk iOS 13, yakni iOS 13.4. Secara akumulatif, ada lebih dari 60 fitur dan perubahan yang dihadirkan. (Dam/Ysl) BACA JUGA : Harga Emas Antam Melonjak Rp 10 Ribu per Gram PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Perum Bulog terus berkontribusi untuk membantu penanganan dan pencegahan penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19). Kali ini dengan memberikan bantuan CSR berupa masker, sarung tangan dan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis. Bantuan ini terus dilakukan secara berkelanjutan sejak 22 Maret 2020 hingga sekarang.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menjelaskan, ada lebih dari 6.000 masker dan lebih dari 160 APD yang didonasikan untuk beberapa rumah sakit, baik di DKI Jakarta maupun di luar Jakarta yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi rumah sakit rujukan Corona Covid-19. Selain itu, Bulog juga telah menyalurkan donasi berupa pemberian pangan pokok yaitu gula, minyak dan beras serta pembuatan tempat cuci tangan di berbagai wilayah. "Bantuan tersebut terus kami serahkan secara berkala, sejak 22 Maret hingga hari ini 23 April 2020 telah tersalurkan sebanyak Rp 500 juta dan akan terus kami upayakan bertambah untuk mendukung usaha pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19 ini," kata Awaludin Iqbal dalam siaran pers, Kamis (23/4/2020). Dalam pelaksanaannya, Perum Bulog telah menyalurkan baju APD dan masker medis kepada RSUD Pasar Minggu Jakarta, RS Moewardi Solo, RS Boyolali, RS Karang Anyar, RSUD Banyumas, Puskesmas Bojongsari Depok, RS Sulianti Saoroso, dan RSUD Belitung. Bulog juga memberikan bantuan pangan pokok kepada petugas pemakaman dan masyarakat terdampak Corona Covid-19. Selanjutnya bantuan berupa masker kain juga diberikan kepada seluruh pegawai Perum Bulog di seluruh Indonesia agar tetap aman selama menjalankan tugas. "Sesuai anjuran pemerintah, setiap masyarakat, karyawan Bulog dan petugas medis yang tetap bertugas selama pandemi ini masih berlangsung dianjurkan untuk menggunakan masker sebagai alat pelindung diri. Karena itu, kami terus berusaha untuk berkontribusi dengan menyalurkan masker bagi masyarakat," jelas Awaludin Iqbal. BACA JUGA : Wall Street Menguat Seiring Pulihnya Harga Minyak Dunia KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA FUTURES - Saham-saham di Asia turun pada Selasa karena kontrak Mei untuk minyak mentah AS memasuki kembali wilayah negatif.Dikutip dari CNBC, Rabu (22/4/2020), saham China Daratan jatuh pada hari itu, dengan komposit Shanghai turun 0,9 persen menjadi sekitar 2.827,01 sementara komposit Shenzhen turun 0,817 persen menjadi sekitar 1.753,42. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 2,09 persen, pada jam terakhir perdagangannya.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 1,97 persen menjadi ditutup pada 19.280,78 karena saham indeks kelas berat Fast Retailing dan Softbank Group masing-masing turun 3,74 persen dan 4,11 persen. Indeks Topix juga turun 1,15 persen untuk mengakhiri hari perdagangannya di 1,415,89. Sementara itu, saham di Australia tergelincir, dengan S & P / ASX 200 ditutup 2,46 persen lebih rendah pada 5.221,30. Itu terjadi ketika risalah Reserve Bank of Australia untuk pertemuan April, dirilis sebelumnya pada hari Selasa, menunjukkan DDewan tetap berkomitmen untuk mendukung pekerjaan, pendapatan dan bisnis ketika negara menanggapi wabah coronavirus. Dalam risalah, anggota juga mencatat bahwa bank-bank Australia berada dalam posisi yang kuat untuk menahan goncangan ekonomi yang besar dari wabah Covid-19 dan volatilitas pasar keuangan. Kospi Korea Selatan turun 1 persen menjadi ditutup pada 1.879,38. Sementara indeks sahamKosdaq turun 1,42 persen untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 628,77. Won Korea Selatan juga melemah terhadap greenback karena diperdagangkan pada 1.229,65 per dolar. Pergerakan itu terjadi setelah CNN melaporkan Selasa, mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, bahwa Washington sedang memantau intelijen bahwa Kim berada dalam bahaya besar setelah operasi. Akan tetapi, kebingungan tetap ada mengenai kondisi kesehatan Kim. "Kami mengkonfirmasi bahwa Ketua Kim Jong Un saat ini sedang melakukan tur di daerah-daerah provinsi dengan pembantu dekatnya dan kami tidak mendeteksi bukti untuk mendukung spekulasi tentang kesehatannya yang buruk," kata kantor kepresidenan Korea Selatan kepada NBC News. “Bahkan Partai Pekerja Korea Utara, militer atau kabinet menunjukkan gerakan khusus seperti keputusan darurat. Kami percaya bahwa Ketua Kim aktif seperti biasanya," tambahnya. Reuters juga melaporkan, mengutip dua sumber pemerintah, bahwa Kim tidak sakit parah. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang turun 2,2 persen. BACA JUGA : Seluruh Sektor Terbakar, IHSG Dibuka Melemah ke 4.458 PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Sejarah baru di sektor minyak dan gas (migas). Kontrak berjangka untukharga minyak mentah Amerika Serikat (AS)turun lebih dari 100 persen dan berubah negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah pada perdagangan Senin. Hal ini menunjukkan seberapa turunnya permintaan minyak dunia akibat dari pandemi Corona.
Namun para pedagang mengingatkan bahwa runtuhnya harga minyak ke level negatif ini tidak mencerminkan kenyataan sebenarnya di pasar minyak. Harga kontrak berjangka yang turun hingga negatif ini untuk pengiriman Mei yang kontraknya akan berakhir pada perdagangan Selasa. Sedangkan untuk kontrak bulan berikutnya masih diperdagangkan di atas USD 20 per barel. Mengutip CNBC, Selasa (21/4/2020), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei turun lebih dari 100 persen menjadi menetap di negatif USD 37,63 per barel, yang berarti produsen akan membayar pedagang untuk mengambil minyak dari tangan mereka. Harga negatif ini belum pernah terjadi sebelumnya untuk kontrak berjangka. Kontrak berjanhka minyak WTI untuk pengiriman Juni, yang berakhir pada 19 Mei, turun sekitar 18 persen menjadi USD 20,43 per barel. Kontrak ini, yang lebih aktif diperdagangkan, merupakan cerminan yang lebih baik dari kenyataan di pasar minyak. Untuk kontrak Juli turun 11 persen ke level USD 26,18 per barel. Sedangkan patokan internasional, minyak mentah Brent, yang telah bergulir ke kontrak Juni, harganya turun 8,9 persen ke level USD 25,57 per barel. Harga minyak untuk kontak Mei jatuh dalam karena pengiriman banyak dibekukan akibat lockdown sebagai dampak dari pengendalian virus Corona. Satu-satunya pembeli minyak berjangka untuk kontrak itu adalah entitas yang ingin secara fisik menerima pengiriman minyak seperti kilang atau maskapai penerbangan. Tetapi permintaan telah turun dan tangki penyimpanan diisi, sehingga mereka tidak membutuhkannya. Analis RBC Capital Helima Croft menjelaskan, masih banyak pasokan minyak mentah saat ini sedangkan kilang-kilang juga tidak membutuhkan tambahan. "Saat ini kami belum bisa memprediksikan harga minyak dalam waktu dekat," jelas dia. Pandemi virus Corona telah memberikan pukulan hebat bagi aktivitas ekonomi di seluruh dunia dan melemahkan permintaan akan minyak. Sementara OPEC dan sekutu telah menyelesaikan perjanjian bersejarah awal bulan ini untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari mulai 1 Mei. Banyak yang berpendapat bahwa pemotongan produksi tersebut masih tidak akan cukup untuk mengimbangi jatuhnya permintaan. Badan Energi Internasional memperingatkan dalam laporannya bahwa permintaan pada April bisa 29 juta barel per hari lebih rendah dari tahun lalu, mencapai tingkat yang terakhir terlihat pada 1995. "Masalah sebenarnya dari ketidakseimbangan pasokan-permintaan global telah mulai benar-benar terwujud dalam harga," kata analis Rystad Energy Bjornar Tonhaugen kepada CNBC. "Karena produksi terus berjalan dan kilang mulai terisi penuh dari hari ke hari." kata dia. BACA JUGA : Anggaran untuk Penanganan Corona Bisa Sampai 2022 PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah Amerika Serikat(AS) turun sekitar 20 persen menjadi di bawah USD 15 per barel pada hari ini. Ini merupakan level terendah dalam sekitar dua dekade.
Anjloknya harga minyak dipicu turunnya permintaan imbas Virus Corona melampaui kesepakatan untuk memangkas produksi. Melansir laman AFP, Senin (20/4/2020), harga minyak mentah patokan AS West Texas Intermediate, turun 18,7 persen menjadi USD 14,84 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent, patokan internasional, turun 1,5 persen menjadi USD 27,64 per barel. Sebelumnya, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) termasuk Rusia atau yang dikenal sebagai OPEC+ menyetujui pengurangan produksi hampir 10 juta barel per hari akhir pekan lalu setelah pakta pasokan minyak sebelumnya runtuh. Harga minyak turun pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta) ketika berita rencana Presiden Donald Trump untuk mengurangi penguncian (lockdown) virus corona di AS untuk membuat ekonomi Amerika bergerak lagi. Dikutip dari CNBC, Sabtu (18/4/2020), harga minyak mentah AS untuk Juni turun 1,5 persen atau 39 sen, diperdagangkan pada USD 25,14 per barel. Sementara, harga minyak Brent naik 44 sen untuk diperdagangkan pada USD 28,26 per barel. Kontrak minyak mentah AS yang kurang aktif untuk Mei anjlok USD 1,60 atau 8,1 persen dan menetap di USD 18,27 yang disebabkan oleh berakhirnya kontrak pada 21 April. "Karena kelebihan pasokan lebih menjadi topik untuk saat ini, kontrak Mei diperdagangkan dengan diskon besar hingga Juni," kata Analis UBS Giovanni Staunovo. Investor menyematkan harapan mereka pada rencana untuk memudahkan langkah-langkah lockdown setelah Trump mengeluarkan pedoman baru bagi negara-negara AS untuk membuka penutupan akibat virus corona dalam pendekatan tiga tahap. "Jika lebih banyak ekonomi global memberlakukan rencana untuk membuka kembali dan mengembalikan rasa normalitas, itu dapat membantu harga minyak menemukan landasan yang lebih kuat di bulan Mei, dibantu oleh pemotongan pasokan OPEC+," kata Han Tan, Analis Pasar di FXTM. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) termasuk Rusia atau yang dikenal sebagai OPEC+ menyetujui pengurangan produksi hampir 10 juta barel per hari akhir pekan lalu setelah pakta pasokan minyak sebelumnya runtuh. Harga minyak juga didorong oleh laporan data dari uji coba obat remdesivir dari perusahaan AS Gilead Sciences pada pasien COVID-19 yang parah, meskipun perusahaan memperingatkan bahwa data lengkap perlu dianalisis untuk menarik kesimpulan. Analis mengatakan sentimen investor tetap berhati-hati, dengan indikator ekonomi semakin buruk karena rantai pasokan global tetap tutup dan penghentian produksi skala besar membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan. Kedua tolak ukur minyak masih menuju kerugian dalam pekan kedua berturut-turut, dengan harga minyak AS pada posisi terendah dalam 18 tahun. BACA JUGA : Bursa Asia Turun di Tengah Penantian Rilis Suku Bunga Pinjaman China PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Sebanyak 169 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau.Pada pembukaan perdagangan Jumat (17/4/2020) pukul 09.00 WIB, IHSG naik 89,40 poin atau 2,03 persen ke posisi 4.576,56. Adapun indeks saham LQ45 menguat 3,3 persen ke posisi 684,21. Seluruh indeks saham acuan berada di zona hijau.
Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.582,96 dan terendah 4.480,88. Sebanyak 169 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Kemudian 32 saham melemah dan 73 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 31.054 kali dengan volume perdagangan 435,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 466,7 miliar. Investor asing jual bersih saham Rp 33,31 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.640. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Penguatan dipimpin sektor infrastruktur yang naik 3,46 persen. Disusul sektor aneka industri yang naik 2,8 persen dan sektor konstruksi turun 2,78 persen. Saham yang menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau antara lain BHAT yang naik 29,41 persen ke Rp 242 per lembar saham, BMAS menguat 25 persen ke Rp 400 per lembar saham dan ALMI naik 24,32 persen ke Rp 276 per lembar saham. Sedangkan saham-saham yang melemah yaitu GLOB turun 6,90 persen ke Rp 270 per saham, RONY turun 6,84 persen ke Rp 354 per saham dan JAST turun 6,72 persen ke Rp 250 per saham. BACA JUGA : Tips Investasi Saham di Tengah Pandemi Corona PT KONTAK PERKASA FUTURES |
Official WebsitePT Kontakperkasa FuturesProfil perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawas Perdagangan Hubungi Kami PT Kontak Perkasa Futures Archives
November 2020
Categories
|