KONTAK PERKASA FUTURES - Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange menguat pada perdagangan Rabu (30/5/2018) atau Kamis pagi WIB, disaat indeks dolar Amerika Serikat bergerak melemah.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus pada penutupan perdagangan Rabu menguat US$2,4 atau 0,18% ke US$1.306,5 per ounce. Sementara itu indeks dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu melemah 0,751 poin atau 0,79% ke 94,069. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan. Harga emas menguat di saat bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Rabu (30/5/2018), di tengah tanda-tanda meredanya gejolak politik di Italia dan didorong lonjakan harga minyak mentah. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 306,33 poin atau 1,26% ke level 24.667,78, sedangkan indeks S&P 500 naik 34,15 poin atau 1,27% ke 2,724,01 dan Nasdaq Composite menguat 65,86 poin atau 0,89% ke 7.462,45. Dilansir Reuters, kekhawatiran mengenai ketidakstabilan di Italia dan kemungkinan keluarnya negara itu dari Uni Eropa membuat investor menumpuk aset safe haven pada hari Selasa. Sementara itu, obligasi pemerintah AS pada Selasa mencatat kinerja terbaik sejak Juli 2011, menurut Indeks Agregat Treasury Bloomberg Barclay. Saham berbalik menguat setelah Partai 5-Star Movement Italia melakukan upaya baru untuk membentuk pemerintah koalisi dan menyerukan kepada Paolo Savona untuk menarik pencalonannya sebagai menteri ekonomi. Lelang obligasi pemerintah Italia bertenor 5 tahun dan 10 tahun yang sukses juga mengurangi kekhawatiran mengenai kemampuan finansial negara itu setelah penjualan obligasi pada Selasa menghasilkan lonjakan imbal hasil satu hari terbesar dalam 26 tahun terakhir. "Risiko Italia jauh meninggalkan euro,” kata Kate Warne, analis investasi di Edward Jones, seperti dikutip Reuters. "Ini merupakan sumber volatilitas tetapi bukan sumber perhatian untuk pasar keuangan.” Laporan bulanan dari ADP menunjukkan lapangan kerja sektor swasta AS meningkat 178.000 pada bulan Mei. Sementara itu, Departemen Perdagangan merevisi estimasi pertumbuhan produk domestik bruto kuartal pertama, namun para ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB pada kuartal kedua akan naik di atas 3% yoy. BACA JUGA : Indeks Italia Rebound, Stoxx Ditutup Menguat KONTAK PERKASA FUTURES
0 Comments
PT KONTAK PERKASA FUTURES - Binaartha Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Rabu 30 Mei 2018 berpotensi melanjutkan penguatan.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan IHSG berhasil ditutup menguat signifikan 1.55% di level 6068.325 pada 28 Mei 2018. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 6003.384 hingga 5938.442. Sementara itu, resisten pertama maupun kedua memiliki rentang pada level 6106.887 hingga 6145.448. Berdasarkan indikator daily, MACD telah berhasil membentuk golden cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI terlihat bergerak ke atas meski sudah berada di area overbought. Saat ini, terlihat pola long white opening marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi bullish continuation pada pergerakan harga saham, sehingga indeks berpotensi menuju ke area level resisten. Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut. *BWPT, Daily (198) (RoE: -4.99%; PER: -20.37x; EPS: -9,72; PBV: 1.02x; Beta: 0.88):* Saat ini, indikator MACD sudah membentuk pola golden cross di area negatif. Sementara itu, indikator RSI sudah menunjukkan oversold atau jenuh jual. “Akumulasi Beli” pada area level level 195 - 200, dengan target harga secara bertahap di level 210, 220 dan 230. Support: 180. *ELSA, Daily (418) (RoE: 8.93%; PER: 10.76x; EPS: 38.84; PBV: 0.96x; Beta: 0.39):* Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada area level 410 – 420, dengan target harga secara bertahap di level 430, 438, 458 dan 476. Support: 410 & 400. *INDY, Daily (3620) (RoE: 19.06%; PER: 5.91x; EPS: 617.60; PBV: 1.13x; Beta: 2.35):* Fase akumulasi terlihat dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. “Akumulasi Beli” pada level 3600 – 3630, dengan target harga secara bertahap di 3700, 3850, 4140 dan 4430. Support: 3600 & 3540. *MAIN, Daily (735) (RoE: 11.27%; PER: 7.96x; EPS: 91.68; PBV: 0.91x; Beta: 1.08):* Fase akumulasi terlihat dalam rangka membentuk pola uptrend ke depannya. “Akumulasi Beli” pada level 715 – 735, dengan target harga secara bertahap di level 760, 810, 945 dan 1035. Support: 710 & 665. *MEDC, Daily (1125) (RoE: 5.86%; PER: 17.03x; EPS: 67.24; PBV: 1.00x; Beta: 1):* Saat ini, harga bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada area level 1110 – 1130, dengan target harga secara bertahap di level 1150, 1225, 1300 dan 1375. Support: 1110 & 1075. *SRIL, Daily (328) (RoE: 15.39%; PER: 7.30x; EPS: 44.96; PBV: 1.12x; Beta: -0.17):* Terlihat pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada area level 322 – 328, dengan target harga secara bertahap di level 336, 342, 360, 380 dan 398. Support: 322 & 318. (Disclaimer on) BACA JUGA : Harga Batu Bara masih Perkasa saat Minyak kian Loyo PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Emiten ritel PT Matahari Putra Prima Tbk. siap membuka 12 gerai baru pada tahun ini untuk mendukung ekspansi perusahaan.
Director Corporate Communications Matahari Putra Prima Danny Konjongian mengungkapkan perseroan akan membuka 4 Hypermart, 2 gerai Foodmart, dan 6 gerai Boston pada tahun ini. Adapun alokasi belanja modal 2018 sebesar Rp150 miliar-Rp200 miliar. "Sampai saat ini, yang sudah dibuka sudah ada 2 gerai Hypermart dan Boston sekitar 2-3 gerai," sebutnya, Senin (28/5/2018). Pada tahun lalu, emiten bersandi saham MPPA ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp250 miliar. Danny mengatakan perseroan sengaja mengalokasikan belanja dengan nilai yang lebih kecil pada tahun ini dan akan menjual produk-produk kebutuhan sehari-hari. Perseroan juga akan fokus pada grocery dan produk-produk segar dan tidak menutup kemungkinan barang-barang elektronik akan dihapuskan pelan-pelan. Pada tahun lalu, sumber pendapatan dari segmen grocery mencapai 63% dan produk segar 16%, sedangkan produk elektronik, bazaar, dan pakaian masing-masing berkontribusi 10%, 7%, dan 4%. Perseroan menyatakan akan fokus pada produk grocery dari pemasok besar seperti Unilever, Wings, Frisian Flag, Nestle, Indofood, CocaCola, Unicharm, P&G, Kalbe dan Nutricia. Menurutnya, bisnis MPPA akan tinggal landas memasuki era transformasi total berdasarkan prinsip price leadership, omni-channel retail, efisiensi operasional, dan fokus penuh terhadap perubahan tren gaya hidup dan aspirasi konsumen. Danny menambahkan strategi baru bersamaan dengan semua langkah yang telah dilaksanakan akan memperkuat kepemimpinan pasar MPPA di bisnis food retailing di Indonesia. Selain membuka gera baru, MPPA juga akan melakukan perampingan ukuran gerai untuk mengurangi beban perusahaan dan menciptakan efisiensi. BACA JUGA : Hingga Akhir 2018, 58 Perusahaan Bakal Himpun Dana dari Pasar Modal PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Pada perdagangan pagi ini, Senin (28/5/2018) harga minyak mentah dunia melanjutkan pelemahannya.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2018 pada perdagangan Senin dibuka melemah US$0,33 atau 0,49% ke US$67,55 per barel. Pada pk. 07.09 WIB harga minyak melemah US$0,49 atau 0,72% ke US$67,39 per barel.Harga minyak Bret kontrak Juli pada perdagangan hari ini dibuka melemah US$0,33 atau 0,43% ke US$76,11 per barel. Pada pk. 07.09 WIb, melemah US$0,33 atau 0,43% ke US$76,02 per barel. Pada perdagangan Jumat (25/5/2018), WTI ditutup melemah US$2,83 atau 4,00% ke US$67,88 per barel. “Harga minyak WTI dan gas kemarin turun tajam, didorong berita yang menyatakan bahwa Rusia dan Saudi akan mulai menaikan produksi minyak,” kata Ahmad Mikail, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya yang diterima pagi ini, Senin (28/5/2018). OPEC dan negara produsen minyak lain termasuk Rusia menyimpulkan bahwa pasar minyak telah kembali mencapai keseimbangan pada April, ketika pemangkasan output mencapai tujuan utama untuk menghilangkan surplus global. Dilansir Reuters, kelebihan persediaan minyak yang telah membebani harga selama tiga tahun terakhir jatuh pada bulan April di bawah level rata-rata selama lima tahun terakhir untuk untuk cadangan di negara-negara maju, menurut sumber yang mengetahui data yang dibahas pada pertemuan Komite Teknis Gabungan dari OPEC dan produsen lainnya minggu lalu di Jeddah, Arab Saudi. Komite Teknis Gabungan (JTC) menetapkan bahwa cadangan minyak yang dimiliki negara-negara maju turun menjadi sekitar 20 juta barel pada April, di bawah level rata-rata lima tahun, dengan total penurunan sekitar 360 juta barel sejak awal tahun 2017. Penurunan ini disebabkan kepatuhan produsen yang lebih besar terhadap kesepakatan pemotongan output, yang mencapai 152% pada Apri. Keseimbangan pasokan minyak ini akan pembahasan dalam KTT OPEC dan negara produsen lain yang menyepakati pemotongan produksi di Wina bulan depan. Produsen utama Arab Saudi dan Rusia mengumumkan pekan lalu bahwa produsen minyak dapat meningkatkan produksi pada paruh kedua tahun ini. Akan tetapi, pejabat dari beberapa negara dalam perjanjian, baik pada OPEC maupun di luar, mengatakan mereka tidak menyetujui proposal tersebut dan menemui kesulitan dalam mencapai konsensus. Rusia dan Saudi sebelumnya mengusulkan peningkatan produksi untuk menyeimbangkan penurunan pasokan dari negara lain, terutama anjloknya suplai Venezuela dan penurunan potensial di Iran karena sanksi AS. Negara-negara tersebut tidak mendapat keuntungan dari pelonggaran produksi, dan banyak kehilangan jika harga minyak memperpanjang penurunan yang terjadi pada Jumat. Pada pertemuan minggu lalu di Jeddah, JTC meninjau cara lain untuk menilai persediaan minyak. Salah satunya adalah dengan melihat rata-rata dalam rentang yang lebih panjang, 10 tahun dari 2004 hingga 2014, sementara yang lain adalah menggunakan rata-rata lima tahun tetapi mengecualikan data dari 2015 dan 2016 karena tahun-tahun tersebut cadangan minyak dianggap tidak normal. BACA JUGA : Trump Beri Sinyal KTT Berpeluang Terselenggara, Indeks Tertekan Pagi Inii KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) membukukan penurunan terbesar dalam lebih dari dua pekan pada akhir perdagangan Kamis (24/5/2018), setelah Rusia mengisyaratkan opsi penghapusan upaya pembatasan suplai yang telah mengikis kelebihan suplai global.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juli 2018 melorot 1,57% atau US$1,13 dan ditutup di level US$70,71 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan harian terbesar sejak 8 Mei 2018. Sementara pada perdagangan Jumat (25/5/2018), dibuka melemah 0,08% ke US$70,65 dan pada pk. 06.31 WIB jadi naik 0,04% ke US$70,74 per barel Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Juli melorot US$1,01 atau 1,27% dan berakhir di US$78,79 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$8,08 terhadap WTI. Dilansir dari Bloomberg, Rusia dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan membahas apakah merupakan langkah yang tepat untuk mengurangi upaya pemangkasan produksi, Di St. Petersburg, Menteri Energi Rusia Alexander Novak menambahkan bahwa Rusia dan Arab Saudi setuju bahwa kondisi pasar akan menentukan keputusan apapun. Rusia dan sejumlah produsen minyak sedang membicarakan kemungkinan berkurangnya pembatasan output pada saat pengebor minyak shale Amerika memompa minyak mentah mencapai rekornya. Namun, ancaman ganda gangguan pasokan dari Iran dan Venezuela- yang jika digabung mencapai sekitar 14% produksi OPEC - dapat menahan penurunan harga yang tajam. “Diskusi tentang OPEC yang kemungkinan meningkatkan produksi jelas meningkatkan kekhawatiran,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago. Di sisi lain, jumlah persediaan minyak mentah AS berekspansi sebesar 5,78 juta barel menjadi sekitar 438 juta barel pekan lalu, menurut data Energy Information Administration (EIA). Angka ini mengejutkan dibandingkan dengan penurunan sebesar 2 juta barel yang diprediksi dalam survei Bloomberg. Namun, para pedagang dan analis mengharapkan penurunan stok minyak AS dalam beberapa pekan mendatang yang seharusnya mendukung harga. Penyedia data Genscape Inc dikabarkan melaporkan bahwa jumlah persediaan turun sekitar 475.000 barel antara 18 Mei dan 22 Mei di pusat pipa utama di Cushing, Oklahoma. BACA JUGA : Respons Surat Pembatalan Trump Bertemu Jong Un Lanjut, Bagaimana Gerak Logam Mulia Hari Ini PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Pergerakan tiga indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street berhasil rebound dan ditutup positif pada akhir perdagangan Rabu (23/5/2018), menyusul rilis risalah rapat kebijakan The Federal Reserve (FOMC minutes).
Risalah rapat The Fed pada 1-2 Mei 2018 yang baru saja dirilis menunjukkan bahwa inflasi yang lebih tinggi kemungkinan tidak akan menyebabkan laju penaikan suku bunga lebih cepat. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,21% atau 52,4 poin di level 24.886,81, indeks S&P 500 naik 0,32% atau 8,85 poin di 2.733,29, sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,64% atau 47,50 poin di level 7.425,96. Dilansir dari Reuters, Kamis (24/5), mayoritas pembuat kebijakan The Fed berpikir kemungkinan penaikan suku bunga lebih lanjut diperlukan dalam waktu dekat jika prospek ekonomi AS tetap utuh. Risalah rapat tersebut juga menunjukkan sedikit bukti mengenai kondisi pasar tenaga kerja yang terlalu panas. Pergerakan bursa saham berbalik naik menyusul kabar tersebut. Sektor utilitas dan real estat pada S&P 500 yang sensitif terhadap isu suku bunga mengakhiri sesi dengan persentase kenaikan terbesar. Di sisi lain, sektor finansial, yang diuntungkan dari kondisi kenaikan suku bunga berakhir turun 0,6%. “Pasar mungkin bernapas sedikit lega karena mengetahui bahwa inflasi bahkan jika mencapai sedikit di atas 2% mungkin tidak berarti laju kenaikan [suku bunga] yang lebih cepat,” kata Mike Baele, managing director US Bank Private Client Wealth Management di Portland, Oregon. The Fed telah menaikkan biaya pinjaman sebanyak satu kali sepanjang tahun ini, yakni pada Maret. Pembuat kebijakan saat ini secara seimbang terbagi antara ekspektasi dua atau tiga kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Sementara itu, investor telah mengantisipasi kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan The Fed berikutnya pada 12-13 Juni 2018. Sebelum kabar tentang FOMC minutes, pasar terbebani komentar Presiden AS Donald Trump yang memicu skeptisisme lebih lanjut atas diskusi perdagangan antara AS dan China. Trump telah mengisyaratkan arah baru untuk diskusi perdagangan, dengan mengatakan bahwa arah saat ini terlihat terlalu sulit untuk diselesaikan. Komentar tersebut muncul hanya sehari setelah dia mengungkapkan ketidakpuasannya dengan pembicaraan perdagangan antara dua negara itu baru-baru ini. Padahal, selama akhir pekan kemarin, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan ada kesepakatan antara AS dan China untuk menangguhkan prospek perang dagang serta mengadakan lebih banyak pembicaraan untuk meningkatkan ekspor AS ke China. Tag : wall street BACA JUGA : Melemah Saat Investor Amati Pengetatan Pasar di Asia PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatannya di zona hijau pada awal perdagangan hari ini, Rabu (23/5/2018).IHSG dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,23% atau 13,30 poin ke level 5.764,42, dan terus menguat 0,57% atau 32,78 poin ke level 5.783,90 pada pukul 9.14 WIB.
IHSG menguat setelah pada perdagangan Selasa (22/5), ditutup rebound 0,3% atau 17,26 poin ke level 5.751,12. Pagi ini, sebanyak 105 saham bergerak menguat, 60 saham bergerak melemah, dan 416 saham stagnan dari 581 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak di zona hijau, dengan dorongan utama dari sektor finansial yang menguat 1,31%, disusul sektor induatri dasar yang naik 0,72%. PT Indosurya Bersinar Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdaagngan hari ini, Rabu (23/5/2018) bergerak di kisaran 5.703 – 5.936. “IHSG berpotensi menguat,” kata William Surya Wijaya, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas dalam risetnya. Dia mengemukakan IHSG saat ini terlihat sedang berusaha untuk kembali dapat mempertahankan level support, sehingga peluang kenaikan dapat terus berlanjut. “Sehingga dapat menggapai level rekor tertinggi sepanjang masa kembali, ditengah gejolak harga komoditas dan mulai membaiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini,” kata William. Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis27 menguat 0,96% atau 4,73 poin ke 497,23 pada pukul 9.15 WIB, setelah dibuka menguat 0,44% atau 2,16 poin di posisi 494,65. Saham-saham yang menguat pada awal perdagangan: BBRI+2,57% BBCA+1,36% BMRI+1,92% HMSP+0,86% Saham-saham yang melemah pada awal perdagangan: TLKM-0,58% UNTR-0,69% INCO-2,17% KLBF-1,14% Sumber: Bloomberg baca juga : Target Pelemahan IHSG ke 5.715, Rekomendasi 3 Saham KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA FUTURES - PT Mega Capital Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa 922/5/2018) bergerak di kisaran 5.700—5.760.
“Hari ini diperkirakan indeks (IHSG) kembali fluktuatif dengan kecenderungan menguat terbatas,” tulis PT Mega Capital Sekuritas dalam risetnya yang diterima pagi ini, Selasa (22/5/2018). Dikemukakan pada perdagangan Senin, IHSG ditutup melemah ke 5.733. Indeks berpotensi untuk kembali melanjutkan pelemahannya menuju support level 5.700. MACD dan stochastic berada pada kecenderungan melemah. Namun jika indeks berbalik menguat, maka berpeluang menuju level resisten terdekat di 5.760. Sementara itu, penguatan indeks saham Wall Street, menyusul kesepakatan antara AS dan China untuk menangguhkan pengenaan tarif impor terhadap produk masing-masing. Pergerakan tiga indeks saham acuan Wall Street bergerak menguat dimana indeks DJIA +1,21%, indeks S&P 500 +0,74%, dan indeks Nasdaq +0,54%. Bursa AS menguat menyusul kesepakatan AS dan China untuk menangguhkan prospek perang dagang, serta mengadakan lebih banyak pembicaraan untuk meningkatkan ekspor AS ke China. PT Mega Capital Sekuritas pada perdagangan hari ini merekomendasikan saham berikut: Saham Rekomendasi Take Profit/Bottom Fishing Stop Loss/Buyback WIKA Spec.Buy 1.650-1.680 1.545 MYOR Trd. Buy 3.000-3.070 2.830 TINS Trd. Buy 1.005-1.025 950/940 LSIP Trd. Buy 1.260-1.280 1.180 INDY S o S 3.820-3.720 4.060 BACA JUGA : China Damai, Indeks Mulai Injak Zona Merah PT KONTAK PERKASA FUTURES KONTAK PERKASA FUTURES - PT. KGI Sekuritas Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan (IIHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (21/5/2018), bergerak di kisaran support 5.740-5.690-5.620-5.520-5.450, dan resisten 5.860-5.940-6.050-6.120-6.220-6.380.
“IHSG sideways, trading jangka pendek saja,” Yuganur Wijanarko Senior Research, periset senior PT. KGI Sekuritas Indonesia seperti dikutip dalam risetnya. Dia mengemukakan, pasar masih mencari arah dengan konsolidasi dalam bentuk short term sideways trend. “Dalam kondisi tersebut, rekomen untuk trading cepat saja dengan memperhitungkan cutloss point. Agar tidak terseret ke perubahan mendadak menjadi tren turun jangka pendek kembali,” kata Yuganur. PT. KGI Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy saham HMSP, GJTL, ADHI, TLKM, dengan rincian sebagai berikut: Profit taking target: Rp3.850-R4.050 Entry (1) Rp3.510, Entry (2) Rp3.410, Cut loss point Rp3.330 Profit taking target Rp840-Rp860 Entry (1) Rp805, Entry (2) Rp795, Cut loss point Rp775 Profit taking target Rp2.020-Rp2.120 Entry (1) Rp1.890, Entry (2) Rp1.850, Cut loss point Rp1.790 Profit taking target Rp3.620-Rp3.720 Entry (1) Rp3.410, Entry (2) Rp.3.350, cut loss point Rp3.280 KGI SEKURITAS: Trading jangka Pendek, Rekomendasi 4 Saham BACA JUGA : Tunggu Kejutan Gerak Mata Uang Garuda di Awal Minggu Keempat Mei KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA – Harga minyak mentah global sempat melampaui level US$80 per barel pada perdagangan Kamis (17/5/2018). Level itu mampu ditembus untuk pertama kalinya sejak akhir 2014 di tengah meningkatnya tanda-tanda bahwa cadangan minyak dunia menyusut.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli ditutup menguat 0,02 poin atau 0,03% ke level US$79,30 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah sebelumnya mencapai US$80,50, level intraday tertinggi sejak November 2014. Minyak mentah patokan global ini diperdagangkan pada spread US$7,73 dibanding West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman bulan yang sama, terbesar sejak 2015. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni cenderung flatpada level US$71,49 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai 22% di atas rata-rata perdagangan 100 hari terakhir. Brent sempat menguat 1,5 karena pemangkasan output OPEC memperketat cadangan di seluruh dunia dan prospek pengiriman dari Venezuela dan Iran memburuk. Namun, penguatan minyak mentah AS tertahan karena rekor output dari ladang minyak shaledan peningkatan pengeboran membatasi ruang penguatan. Spread yang semakin lebar antara Brent dan WTI mendorong ekspor minyak AS yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Kelebihan pasokan global telah diberantas dan OPEC masih belum mengatakan apa-apa tentang mengakhiri kesepakatan lebih awal, yang hanya baik untuk pasar," kata Ashley Petersen, analis minyak di Stratas Advisors di New York, seperti dikutip Bloomberg. “Sementara untuk AS, banyak minyak yang diekspor dan mengurangi pasokan berlebih di dalam negeri. Sepertinya ada cukup minyak mentah,” lanjutnya. Minyak mentah bulan ini telah menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun terakhir setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir Iran, peningkatan konflik di Timur Tengah, dan penurunan ekspor di Venezuela sebagai pemasok utama karena ConocoPhillips membekukan ekspor negara tersebut. Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih dan Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail Al Mazrouei menyatakan keprihatinan atas ketidakstabilan pasar minyak, mengatakan pergerakan terbaru pada harga minyak telah banyakj didorong oleh factor geopolitik. Tag : harga minyak mentah. BACA JUGA : PT KONTAK PERKASA – Logam Mulia Tertekan Dolar & Obligasi AS PT KONTAK PERKASA |
Official WebsitePT Kontakperkasa FuturesProfil perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawas Perdagangan Hubungi Kami PT Kontak Perkasa Futures Archives
November 2020
Categories
|