KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Kamis (28/6) karena teknologi dan sektor pertumbuhan lainnya rebound dari penurunan hari sebelumnya serta sektor finansial menghentikan penurunan 13 hari beruntun.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 98,46 poin atau 0,41% ke level 24.216,05, sedangkan indeks S&P 500 naik 16,68 poin atau 0,62% ke 2.716,31 dan Nasdaq Composite menguat 58,60 poin atau 0,79% ke 7.503,68 Sektor teknologi naik 1,1% dan turut menopang penguatan indeks S&P 500. Saham perusahaan konsultan Accenture PLC menguat paling tajam di sektor ini dengan kenaikan 5,9% setelah melaporkan laba kuartalan yang di atas perkiraan. Indeks sektor finansial S&P 500 naik menjelang hasil dari putaran kedua dari stress testFederal Reserve AS untuk bank dan pemberi pinjaman. Saham finansial telah tertekan baru-baru ini karena kurva imbal hasil obligasi Treasury AS antara tenor 2 tahun dan 10 tahun menipis. Beberapa investor mengatakan sektor finansial akan bangkit kembali setelah serangkaian pelemahan. "Perasaan itu terlalu berlebihan. Kami melihat adanya rebound hari ini, kurang lebih," kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel, seperti dikutip Reuters. Sebelumnya, indeks S&P 500 berfluktuasi. Beberapa investor menyatakan kehati-hatiannya, karena kekhawatiran mengenai hubungan perdagangan internasional AS dan menjelang musim laporan keuangan kuartalan. "Ada ketidakkonsistenan dari Gedung Putih mengenai kebijakan (perdagangan). Kami semua hanya menunggu untuk melihat kebijakan yang sebenarnya,” kata Brian Battle, direktur perdagangan di Performance Trust Capital Partners di Chicago. BACA JUGA : Cadangan Minyak AS Susut, WTI Tertinggi Sejak November 2014 KONTAK PERKASA FUTURES
0 Comments
KONTAK PERKASA FUTURES - Rupiah diperkirakan masih akan lanjutkan pelemahan jelang Rapat RDG yang dilaksanakan hari ini, dan diperkirakan akan berakhir dengan naiknya tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5%.
Analis Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan melemahnya sejumlah mata uang di Asia akibat penguatan dollar diperkirakan turut mendorong pelemahan rupiah. Sementara itu, Pilkada serentak kemarin yang berlangsung aman diperkirakan tidak akan banyak membantu pergerakan rupiah hari ini. "Rupiah kemungkinan melemah ke level Rp14.190/USD-Rp 14.270/USD, " demikian menurut risetnya. Nilai tukar rupiah ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Selasa (26/6/2018). Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14% di Rp14.179 per dolar AS, setelah dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,13% atau 19 poin di posisi Rp14.140 per dolar AS. Bersama rupiah, mayoritas mata uang di Asia melemah petang ini, dipimpin yuan Offshore China yang melemah 0,40 dan renminbi yang turun 0,34%. Adapun won Korea Selatan menguat 0,19% dan yen Jepang naik 0,08%. Pada perdagangan Senin (25/6/2018), mata uang Garuda ditutup melemah 73 poin atau 0,52% di posisi Rp14.159 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp14.140 – Rp14.183 per dolar AS. Ikuti pergerakan spot rupiah sepanjang hari ini di Bisnis.com 10:10 WIBPukul 09.50 WIB: Spot Melemah 99 Poin ke 14.278 Nilai tukar rupiah melemah 99 poin atau 0,70% ke level Rp14.278 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada perdagangan pagi ini, Kamis (28/6/2018). 09:01 WIBPukul 08.10 WIB: Spot Melemah 28 Poin ke 14.207 Nilai tukar rupiah melemah 28 poin atau 0,20% ke level Rp14.207 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (28/6/2018). 08:28 WIBPukul 08.00 WIB: Spot Dibuka Melemah 22 Poin di 14.201 Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah 22 poin atau 0,16% di level Rp14.201 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (28/6/2018). Sepanjang tahun ini, mata uang Garuda mencatatkan level terlemah di Rp14.213 pada 23 Mei 2018 dan level terkuat di Rp13.263 pada 25 Januari 2018. BACA JUGA : WTI Melonjak ke Level Tertinggi Sejak 2014 KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah akan digelar hari ini, Rabu (27/6/2018) yang dinyatakan oleh pemerintah sebagai hari libur nasional.Pemilih akan memberikan hak suaranya untuk memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur di 17 provinsi, bupati dan wakil bupati di 115 kabupaten, wali kota & wakil wali kota di 39 kota yang akan menjabat sepanjang periode 2018—2023.
Bursa saham yang tetap dibuka nomal pada hari ini, diprediksi bisa mendapat sentimen positif jika penyelenggaraan Pilkada serentak hari ini berlangsung aman dan damai. “IHSG bisa hijau,” kata Analis PT Narada Asset Management, Kiswoyo Adi Joe kepada Bisnis.com pagi ini, Rabu (27/6/2018). Seperti diketahui pada penutupan perdagangan kemarin atau Selasa (26/6/2018), IHSG melemah 0,57% atau 33,43 poin ke level 5.825,65. IHSG sempat berbalik menguat di awal sesi hingga menjelang akhir perdagangan, tapi indeks tak mampu bertahan dan akhirnya kembali ke zona merah. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), berikut ini rincian daerah-daerah yang menggelar Pilkada serentak: 115 Kabupaten Aceh Selatan Pidie Jaya Padang Lawas Utara Batu Bara Padang Lawas Langkat Deli Serdang Tapanuli Utara Dairi Indragiri Hilir Merangin Kerinci Muara Enim Empat Lawang Banyuasin Lahat Ogan Komering Ilir Tanggamus Lampung Utara Bangka Belitung Purwakarta Bandung Barat Sumedang Kuningan Majalengka Subang Bogor Garut Cirebon Ciamis Banyumas Temanggung Kudus Karanganyar Tegal Magelang Probolinggo Sampang Bangkalan Bojonegoro Nganjuk Pamekasan Tulungagung Pasuruan Magetan Madiun Lumajang Bondowoso Jombang Tangerang Lebak Gianyar Klungkung Lombok Timur Lombok Barat Sikka Sumba Tengah Kab Nagekeo Rote Ndao Manggarai Timur Timor Tengah Selatan Alor Kupang Ende Sumba Barat Daya Kayong Utara Sanggau Kubu Raya Pontianak Kapuas Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Murung Raya Barito Timur Barito Utara Gunung Mas Barito Kuala Tapin Hulu Sungai Selatan Tanah Laut Tabalong Panajam Pasut Minahasa Bolmong Utara Sitaro Minahasa Tenggara Kepulauan Talaud Morowali Parigi Moutong Donggala Bone Sinjai Bantaeng Enrekang Sidenreng Rappang Jeneponto Wajo Luwu Pinrang Kolaka Gorontalo Utara Mamasa Polewali Mandar Maluku Tenggara Membramo Tengah Paniai Puncak Deiyai Jayawijaya Biak Numfor Mimika 39 Kota Serang Tangerang Bengkulu Gorontalo Jambi Bekasi Cirebon Sukabumi Bandung Banjar Bogor Tegal Malang Mojokerto Probolinggo Kediri Madiun Pontianak Palangkaraya Tarakan Pangkal Pinang Tanjung Pinang Tual Subulussalam Bima Palopo Parepare Makassar Bau-bau Kotamobagu Sawahlunto Padang Panjang Pariaman Padang Lubuklinggau Pagar Alam Prabumulih Palembang Padang Sidempuan 17 Provinsi Sumatra Utara Riau Sumatra Selatan Lampung Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Papua Maluku Utara BACA JUGA : Spot Comex Bergerak Fluktuatif Pagi Ini PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES -Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange melemah pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB, sekalipun indeks dolar AS tertekan.
Harga emas Comex untuk kontrak pengiriman Agustus, turun US$1,8 atau 0,14% ke US$1.268,9 per ounce pada akhir perdagangan Selasa (26/6/2018). Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama saingannya pada penutupan perdagangan Senin melemah 0,24% ke level 94,289. Padahal, biasanya harga emas dan dolar AS bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, seperti dikutip Antara, Selasa (26/6/2018). Sinyal perang dagang yang memanas, ikut menjadi sentimen penekan indeks dolar AS. Bursa saham Amerika Serikat juga ditutup melemah pada akhir perdagangan Senin (25/6/2018) atau Selasa pagi WIB, didorong oleh meningkatnya ancaman dari perang perdagangan antara AS dan sejumlah negara mitranya. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 328,09 poin atau 1,33% ke level 24.252,8, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 37,81 poin atau 1,37% ke 2,717.07 dan Nasdaq Composite melemah 160,81 poin atau 2,09% ke 7.532,01. Dilansir Reuters, Departemen Keuangan AS sedang menyusun pembatasan yang akan melarang perusahaan dengan setidaknya 25% kepemilikan asal China untuk berinvestasi pada perusahaan teknologi AS. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kemudian mengatakan dalam pesan di Twitter bahwa pembatasan akan berlaku, tidak secara khusus untuk China, tetapi "ke semua negara yang mencoba mencuri teknologi kami." Tetapi pelemahan Wall Street mereda setelah penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro, menunjukkan sikap yang lebih lunak terhadap pembatasan investasi dalam wawancara dengan CNBC. Investor mengatakan komentar Navarro agak meyakinkan tetapi masih menyisakan ketidakpastian tentang hubungan perdagangan. baca juga : Harga Batu Bara Perpanjang Reli PT KONTAK PERKASA FUTURES KONTAK PERKASA FUTURES - Waterfront Securities Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Senin (25/6/2018) di kisaran 5.750—5.875.
“Untuk Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak mixed,” kata Octavianus Marbun, analis Waterfront Securities Indonesia seperti dikutip dari risetnya yang diterima hari ini, Senin (25/6/2018). Pada penutupan perdagangan Jumat (22/6/2018), IHSG melemah 0,009% ke level 5.821. Sementara itu, harga minyak dipengaruhi putusan negara pengekspor minyak (OPEC) yang sepakat untuk menaikkan produksi minyak mentah hanya sebanyak 600.000 barel, lebih rendah dari estimasi yang sebanyak 1 juta barel. Hal tersebut menjadi faktor positif, meskipun kembali timbul kekhawatiran akan perang dagang setelah Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor 20% atas mobil yang diimpor dari Uni Eropa. Data aktivitas sektor swasta di Eropa secara tak terduga menguat. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini diantaranya new home sales, S&P Case-Shiller 20 city index, consumer confidence, durable orders, pending home sales, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018, initial claims, personal income, personal spending, Chicago PMI dan Michigan Consumer Sentiment. “Dari domestik, RDG BI [rapat dewan gubernur Bank Indonesia] dilaksanakan pada Rabu dan Kamis ini,” kata Octavianus. Waterfront Securities Indonesia pada perdagangan hari ini merekomendasikan saham berikut: Pada perdagangan kemarin saham INDF kembali ditutup menguat pada level 6550. INDF selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 6450-6625. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 6625 Pada perdagangan kemarin saham ICBP ditutup pada level 8400. ICBP selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 8300-8500 Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 8500 Pada perdagangan kemarin saham BBNI kembali ditutup menguat pada level 7400. BBNI selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 7300-7500. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 7500 Pada perdagangan kemarin saham BBCA ditutup pada level 21925. BBCA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 21700-22250 Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 22250 Pada perdagangan kemarin saham AKRA kembali ditutup pada level 4110. AKRA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4070-4160. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4160 Pada perdagangan kemarin saham PTBA kembali ditutup menguat pada level 4150. PTBA selanjutnya diperkirakan akan bergerak di kisaran 4100-4200. Rekomendasi Sell on Strength jika tidak menembus level resisten pada 4200 BACA JUGA : Samuel Sekuritas: Kurs Pantau Rilis Neraca Perdagangan KONTAK PERKASA FUTURES KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Kamis (21/6/2018), saat Arab Saudi bergerak dengan sejumlah upayanya untuk meningkatkan produksi OPEC.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 ditutup turun 17 sen di level US$65,54 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sempat naik mencapai level US$66,22. Total volume yang diperdagangkan sekitar 23% di atas rata-rata 100 hari. Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus merosot US$1,69 dan berakhir di US$73,05 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$7,51 terhadap WTI. Harga minyak WTI mencatat lebih kecil penurunan dibandingkan dengan Brent karena laporan Genscape Inc. yang dikabarkan menunjukkan penyusutan stok minyak mentah sebesar 2,45 juta barel di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, Jumat hingga Selasa. Dilansir dari Bloomberg, harga minyak di London turun 2,3% setelah Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa OPEC dan aliansinya perlu melepaskan lebih banyak minyak ke pasar karena meningkatnya permintaan. “Yang paling penting adalah konsumen,” ujar Al-Falih. “Kami tidak akan membiarkan kekurangan terwujud sampai pada titik bahwa pasar akan diperas dan konsumen akan dirugikan.” Kenaikan kuota negara-negara yang melayang selama pembicaraan di Wina pada 22 Juni, dapat mencapai 1 juta hingga 1,8 juta barel per hari, menurut seorang delegasi. Tidak jelas berapa banyak yang akan diwujudkan dalam produksi aktual karena tidak semua anggota dapat mencapai kuota mereka. “Setiap peningkatan pasokan yang kurang dari 500.000 barel per hari akan menjadibullish untuk pasar,” kata Alessio de Longis, seorang manajer portofolio dalam grup multi-aset global OppenheimerFunds Inc. di New York. “Risikonya tentu saja kita bisa mendengar pengumuman yang mendekati 1 juta.” Arab Saudi telah mengusulkan agar OPEC meningkatkan produksi sekitar 600.000 barel per hari, menurut delegasi yang mengetahui pembicaraan tersebut. Itu akan sepadan dengan peningkatan kuota gabungan 1 juta barel per hari, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data dari International Energy Agency (IEA). Namun, dorongan untuk meningkatkan pasokan oleh Arab Saudi dan anggota non-OPEC Rusia telah ditentang sejumlah produsen seperti Venezuela, dan Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh mengatakan dia tidak berpikir OPEC dapat mencapai kesepakatan. Para produsen masih membahas empat skenario untuk kenaikan output, menurut seorang delegasi. Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan setiap peningkatan produksi minyak harus dibagi rata dan harga minyak berada pada tingkat yang sesuai. Seperti diketahui negara pengekspor minyak (OPEC) akan menggelar rapat di Wina pada 22-23 Juni 2018. baca juga : Akhir Pekan, Peluang Reound IHSG Masih Besar KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Imbal hasil obligasi Amerika Serikat terkerek pada penutupan perdagangan Rabu (20/6/2018) atau Kamis pagi WIB.
Imbal hasil obligasi As dengan tenor 10 tahun ditutup di level 2,940%. Pada Selasa, yield bertengger di angka 2,898%. Imbal hasil obligasi AS naik, setelah Ketua Federal Reserve mengatakan bank sentral AS harus melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap, seperti dikutip Reuters, Kamis (21/6/2018). Ketua Fed Jerome Powell mengemukakan berdasarkan data pasar tenaga kerja, dia meyakini semua itu bakal menyokong rencana kenaikan bertahap suku bunga acuan bank sentral AS. Seperti diketahui, Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve untuk kedua kalinya menaikkan suku bunga acuannya menjadi 2%. Kenaikan suku bunga 25 basisi poin dilakukan setelah mengadakan pertemuan dua hari, 12-13 Juni 2018. Kenaikan Fed Rate untuk tahun ini, pertama kali dilakukan pada 20 Maret yang mengerek suku bunga dari semula 1,5% menjadi 1,75%. Langkah the Fed menaikkan suku bunga kedua kalinya pada Juni, memang sudah diprediksi pelaku pasar. Pergerakan yield Obligasi AS tenor 10 tahun 20 Juni 2,940% 19 Juni 2,898% 18 Juni 2,918% Sumber: Bloomberg Tag : Obligasi BACA JUGA : Perang Tarif Merucing, Indeks Dolar AS Dekati Level Puncak 11 Bulan PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Ketiga indeks saham utama Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Senin (11/6/20180 karena investor mengamati KTT Amerika Serikat-Korea Utara di Singapura sementara mengabaikan sentimen dari KTT G7 yang digelar akhir pekan lalu.Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 5,78 poin atau 0,02% ke level 25.322,31, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 naik 2,97 poin atau 0,11% ke level 2.782 dan Nasdaq Composite menguat 14,41 poin atau 0,19% ke 7.659,93.
Dari 11 sektor pada indeks S&P 500, hanya empat di antaranya yang melemah, termasuk sector real estat, utilitas, teknologi, dan keuangan. Saham Sempra Energy mencatat kenaikan terbesar pada indeks S&P 500 setelah ditutup menguat 15,5% di tengah berita bahwa aktivis mendesak adanya tinjauan strategis dan merekomendasikan direktur baru untuk perusahaan. Boston Scientific Corp membantu meningkatkan sektor kesehatan dan ditutup menguat 7,4% setelah laporan Wall Street Journal bahwa Stryker Corp telah mengajukan tawaran untuk mengakuisisi produsen peralatan medis tersebut Presiden AS Donald Trump mengumumkan penarikan Amerika Serikat dari kesepakatan G7 menyusul serangkaian tweet gencar yang ditujukan pada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Dilansir Reuters, pasar tampaknya merespons sentimen perdagangan dengan tenang dan fokus pada pertemuan antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang menjadi upaya bersejarah untuk menjembatani perbedaan dan menghindari konflik nuklir di semenanjung Korea. "Dengan G7, semua orang tahu ada masalah yang terjadi di sana dalamnya dan mungkin tidak akan selesai," kata Bucky Hellwig, wakil presiden senior di BB & T Wealth Management di Birmingham, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/6/2018). "Fokusnya adalah pada kemungkinan hal baik yang dihasilkan dari KTT Singapura. Telah ada peningkatan dari sentimen investor dalam hal keamanan internasional, (dan) tampaknya ada keinginan untuk berbicara dari pihak Korea Utara," lanjutnya. Investor juga mengantisipasi pertemuan tiga bank sentral utama dunia yang berlangsung pekan ini, Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa, dan Bank of Japan. The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakannya hari Rabu mendatang, dan pada Kamis, European Central Bank (ECB) diperkirakan akan mengambil langkah mengurangi stimulus. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik karena Departemen Keuangan melihat permintaan yang kuat di lelang sebesar US$54 miliar dalam obligasi bertenor tiga dan 10 tahun menjelang pertemuan The Fed. BACA JUGA : Pasar Tunggu Hasil KTT AS-Korea Utara, Indeks Menguat Tipis KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Bursa Efek Indonesia memasuki libur panjang, meski begitu kalangan analis telah memprediksi gerakannya di hari pertama pascalibur, yaitu pada Rabu (20/6/2018).PT.KGI Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (11/6/2018) bergerak di kisaran support 5.940-5.890-5.810-5.740-5.690-5.620-5.520, dan resisten 6.100-6.150-6.220-6.380.
“IHSG gagal bertahan diatas 6.100, support 5.940 akan di uji pascalibur Lebaran,” kata Yuganur Wijanarko Senior Research PT. KGI Sekuritas Indonesia seperti dikutip dari risetnya. Dia mengemukakan secara teknikal, kegagalan untuk mempertahankan level psikologis 6.100, merupakan pertanda bahwa aksi jual dapat berlanjut pascalibur Lebaran yang akan menurunkan IHSG mengetes support harian berikutnya di 5.940. Bila level itu tidak bisa bertahan, maka support harian berikutnya ada di 5.890-5.810. PT.KGI Sekuritas Indonesia pada perdagangan 20 Juni merekomendasikan BUY saham PTBA, BBTN, BEST, ITMG dengan rincian sebagai berikut: Profit taking target: Rp4.150-Rp4.250 Entry (1) Rp3.910, Entry (2) Rp3.820, Cut loss point Rp3.740 Profit taking target Rp3.250-Rp3.350 Entry (1) Rp2.950, Entry (2) Rp2.850, Cut loss point Rp2.770 Profit taking target Rp285-Rp295 Entry (1) Rp265, Entry (2) Rp260, Cut loss point Rp255 Profit taking target: Rp28.400-Rp29.400 Entry (1) Rp26.500, Entry (2) Rp25.900, cut loss point Rp25.200 BACA JUGA : Imbas Peretasan, Bitcoin Tumbang Hingga 12% PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES - IHSG diperkirakan bergerak mixed dalam perdagangan hari ini.
Tim analis Sinarmas Sekuritas menyebutkan secara teknikal indeks hari Jumat (08/06), IHSG diprediksi bergerak di kisaran 6.084-6.122. Sementara itu, saham yang direkomendasikan hari ini adalah Top Buy: BBNI, BBRI, PWON, KLBF Bursa AS ditutup melemah pada perdagangan Kamis (08/06) ditengah meredanya kekhawatiran terhadap perang dagang. Harga crude oil naik ke level USD 66.14 per barrel. Harga batubara naik ke level USD 114.10 per juta ton. Rupiah bergerak stabil terhadap Dollar AS ke level IDR 13.887. 10Yr Government Bonds Yield naik ke level 7.27%. Dari dalam negeri, Retail Sales Index (RSI) pada bulan April 2018 tercatat tumbuh 4,1% YoY atau 2.8% MoM. Hasil ini tercatat lebih tinggi dari ekspektasi BI di level 3.4% YoY. Sektor makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan pertumbuhan 7.7% YoY, sandang tumbuh 10% YoY. Selanjutnya, pencapaian investasi subsektor hulu minyak dan gas bumi (migas) sampai Mei 2018 mencapai 26% atau senilai US$ 3,7 miliar dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 yang senilai US$ 14,2 miliar. Sehubungan dengan emiten, Summarecon Agung (SMRA) merealisasikan marketing sales senilai Rp 1 triliun, atau 25% dari target tahun ini sebesar Rp 4 triliun sepanjang Januari–Mei 2018. BACA JUGA : EMAS ANTAM 8 JUNI: Harga Jual & Buyback Stagnan PT KONTAK PERKASA FUTURES |
Official WebsitePT Kontakperkasa FuturesProfil perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawas Perdagangan Hubungi Kami PT Kontak Perkasa Futures Archives
November 2020
Categories
|