KONTAK PERKASA FUTURES - Kita tahu tentu sering mendengar nama miliarder Warren Buffet, Jeff Bezos, dan miliarder lainnya. Namun tahu kah bahwa miliarder Kanada tidak mendapatkan perhatian yang hampir sama dengan miliarder dari Amerika Serikat (AS).
Salah satu alasannya, mata media dunia selama ini lebih terfokus pada miliarder AS seperti Warren Buffett dan lainnya. Namun patut tahu jika ada juga miliarder top Kanada yang bekerja dengan keras selama beberapa generasi sekarang. Dia diam-diam sukses meperkasafinfo.wordpress.com/2020/07/01/bi-bebaskan-biaya-transaksi-qris-bagi-umkm-di-era-new-normal/mbangun kekayaan dalam bisnis. Buat yang ingin meniru kesuksesan miliarder Kanada ini, mari simak 3 cara miliarder Kanada membangun kekayaan mereka. Mungkin tips ini bisa Anda terapkan juga dalam membangun kekayaan, seperti melansir laman The Montley Fool, Rabu (1/7/2020). 1. Fokus pada kebutuhan primer Banyak miliarder top Kanada membangun kekayaan dengan berfokus pada kebutuhan bahan pokok, jenis barang yang dikonsumsi masyarakat setiap hari. Salah satunya keluarga Weston yang fokus pada makanan, dan sukses mengubah perusahaannya yakni Loblaw menjadi toko bahan makanan top di Kanada. Kepemilikan keluarga juga termasuk Weston Foods, salah satu toko roti top Amerika Utara, serta real estate yang luas. 2. Diversifikasi Banyak orang terkaya di Kanada membuat kekayaan mereka berfokus pada bisnis keluarga. Hanya mengejar investasi setelah mereka sudah sangat kaya. Namun ini tidak pernah terjadi dengan Jim Pattison, miliarder yang berbasis di Vancouver yang rajin melakukan diversifikasi sejak masa awal membangun kerajaan bisnis. Saat ini, Grup Jim Pattison memiliki aset seperti dealer mobil, toko bahan makanan, iklan luar ruangan, stasiun radio, dan manufaktur makanan. Dia juga memiliki saham di beberapa saham utama di perusahaan di Kanada. Tidak satu pun dari aset-aset ini yang sangat seksi. Namun fokus jangka panjang Pattison dan dorongan maju tanpa henti telah membawanya mencapai kekayaan bersih yang diperkirakan mencapai USD 5 miliar. Namun, tidak semua yang disentuh Pattison berubah menjadi emas. Seperti investor lainnya, ia memiliki andil yang tak terkendali selama bertahun-tahun. Tetapi diversifikasi memastikan bahwa setiap kerugian dapat dikelola. 3. Pendekatan jangka panjang Rahasia kecil dari banyak keluarga miliarder top adalah mereka berinvestasi selama beberapa dekade sebelum benar-benar menjadi kaya. Sebagai contoh keluarga miliarder Richardson, yang diam-diam membangun kekayaan yang diperkirakan bernilai lebih dari USD 6 miliar. Bisnis keluarga dimulai ketika James Richardson beremigrasi dari Irlandia pada tahun 1820-an. Dia dan putra-putranya membentuk perusahaan pada tahun 1857. Mereka kemudian pindah di Winnipeg pada awal abad ke-20. Bisnis keluarga ini pun terus tumbuh. Tentu diingat, banyak keluarga miliarder top Kanada memiliki kisah serupa. Mereka hanya fokus pada bisnis keluarga dan mengambil pendekatan jangka panjang. Anda dapat dengan mudah melakukan hal yang sama dengan saham teratas Kanada, dan investasi langsung di perusahaan-perusahaan hebat ini. BACA JUGA : BI Bebaskan Biaya Transaksi QRIS bagi UMKM di Era New Normal KONTAK PERKASA FUTURES
0 Comments
PT KONTAK PERKASA - Memiliki utang dan tidak memiliki cukup uang saat ini tak bisa dianggap sepele. Selain memberikan tekanan mental, Anda juga tidak bisa memiliki hidup yang tenang dan damai saat sedang menanggung utang.
Melansir laman Lifehack.org, Selasa (30/6/2020), sebenarnya setiap orang bisa saja tidak berutang jika dapat mengatur pengeluarannya. Termasuk tidak membeli barang yang dibutuhkan hanya karena merasa menyukainya. Bagi yang sudah terlanjur memiliki utang, Anda sebetulnya masih bisa mengatur keuangan lebih baik. Berikut empat trik sederhana untuk keluar dari jeratan utang: 1. Menabung di awal Gunakan trik 50-30-20 setiap kali Anda menerima gaji dari tempat bekerja. Gunakan 50 persen dari gaji untuk pengeluaran tetap seperti kredit rumah, internet, tagihan listrik dan lainnya. Sementara itu, 30 persen lainnya Anda gunakan untuk pengeluaran lainnya seperti kebutuhan sehari-hari atau untuk hiburan. Sisanya, sebanyak 20 persen dari gaji harus masuk tabungan sejak awal. Dengan menyisihkan uang di awal, Anda bisa secara pelan-pelan melunasi utang. Selain itu, Anda juga bisa membatasi diri untuk belanja yang tidak perlu. 2. Berhenti gunakan kartu kredit Kredit bukanlah semudah Anda menggesek kartunya. Memang, dengan kartu kredit, Anda bisa membeli banyak barang bahkan saat Anda tidak memiliki uang. Namun, langkah berikutnya untuk lepas dari utang adalah dengan berhenti menggunakan kartu kredit. Ingat, setiap kali menggunakan kartu kredit, setiap itu pula Anda menambah utang. Jadi pastikan Anda menggunakan kartu debit saat membayar dan bukan kartu kredit 3. Susun anggaran dan patuhi Menyusun anggaran memang bukan langkah yang menyenangkan untuk keluar dari utang. Meski begitu, menyusun anggaran dan mematuhinya merupakan langkah yang paling ampuh untuk keluar dari jeratan utang. Ingat juga, Anda menjadi memiliki utang, lantaran tidak memiliki anggaran yang tepat. Sehingga pengeluaran menjadi lebih tinggi dibandingkan pemasukan dan membuat Anda jadi berutang. Maka susunlah anggaran yang sesuai dengan keuangan, termasuk dana tabungan, dan pastikan Anda mematuhinya. 4. Buat grafik pelunasan utang Ini merupakan bagian paling menyenangkan agar Anda bisa keluar dari jeratan utang. Pertama, buatlah daftar utang yang dimiliki, mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil jumlahnya. Setelah itu, sesuaikan dengan anggaran dan tabungan yang Anda sisihkan. Lantas pastikan grafik utang tersebut tidak naik kembali dan terus menurun hingga nol. BACA JUGA : Berhenti Kerja Jadi Ibu Rumah Tangga, Wanita Ini Dibayar Suami Rp 200 Ribu per Jam PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Nampaknya, pandemi Corona tidak selamanya membuat nasib orang terpuruk. Buktinya, pria asal China ini justru menjadi miliarder, saat pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda akan mereda.
Supplier alat kesehatan China, Zhong Ming lewat perusahaannya Kangji Medical Holding jadi orang kaya baru setelah saham perusahan naik dari 13,88 dolar Hongkong per lembar jadi 26,60 dolar Hongkong per lembar. Dilaporkan Forbes, Senin (29/6/2020), Kangji merupakan pemasok instrumen dan aksesori bedah invasif minimal, atau MISIA. Produk utamanya meliputi trocars dan forceps. Jumlah kegiatan operasi di rumah sakit, yang membutuhkan alat kesehatan produksi Kangji meningkat hingga 31,8 persen pada tahun 2019. Itulah yang membuat perusahaan mendapatkan permintaan lebih banyak dan akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan. ahkan, hingga 2024, jumlah operasinya diprediksi akan meningkat hingga 49 persen. Hingga akhir 2019, diproyeksikan permintaan akan alat kesehatan meningkat hingga 17 persen, dan akan bernilai 40,8 miliar yen pada 2024 mendatang. Adapun, saham Kangji pada 2019 naik menjadi 503 miliar yen dari 354 miliar yen, dengan profit bersih mencapai 206 miliar yen. Kondisi saham para pemasok farmasi dan bisnis perawatan kesehatan asal Tiongkok menjadi sorotan sehubungan dengan pandemi Covid-19. Tercatat, perusahaan China yang kini sedang gencar mencari vaksin Covid-19 antara lain, Xiamen Innovax Biotech, yang bekerja sama dengan GlaxoSmithKline. Kemudian CanSino Biologics yang bekerja dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Cina. Selain itu, Sinopharm yang bermitra dengan Institut produk Biologi Wuhan, Sinovac, dan Clover Biopharmaceuticals. Seperti diketahui, China merupakan nomor dua setelah Amerika Serikat sebagai rumah bagimiliarder terbanyak di dunia. BACA JUGA : Penempatan Dana Rp 30 Triliun Cair, Ini Fokus 4 Bank Himbara KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA FUTURES - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, dalam kurun waktu 2016 hingga 2020, pasar modal Indonesia didominasi oleh golongan investor berusia muda. Investor milenial tersebut banyak bermain di berbagai sektor, mulai dari saham, reksa dana hingga obligasi.Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan, hampir 45 persen dari total investor merupakan para pemain berusia di bawah 30 tahun. Sementara yang berusia 31-40 tahun ada sebanyak 25 persen.
"Sebetulnya investor muda sampai 40 tahun sekarang ada di 70 persen. 30 persen sisanya di atas 40 tahun," kata Hasan dalam sesi teleconference, Jumat (26/6/2020). Secara demografi, ia menjabarkan, selama 2-3 tahun ini investor muda memang banyak berdatangan. Itu ditunjang oleh berbagai kampanye yang digalakkan BEI seperti Yuk Nabung Saham sejak akhir 2015. "Kemudian menggandeng agen mitra untuk pembukaan rekening dengan saldo awal yang sangat terjangkau. Sebagian besar sekarang dapat memulai dari di angka Rp 100 ribu. Itu ternyata menarik investor usia muda untuk memulai di pasar modal kita, khususnya di pasar saham," paparnya. Hasan menyampaikan, sejak akhir 2016 pertumbuhan investor muda dengan kelompok usia 18-25 tahun tumbuh hampir 3,5 kali lipat, tepatnya mencapai 338 persen. "Demikian pertumbuhan selanjutnya ada di usia berikutnya, di 26 sampai 30 tahun tumbuh lebih dari 2 kali," sambungnya. Berikutnya pada segmen usia 31-40 tahun yang juga tumbuh di atas 100 persen. "Segmen terakhir di atas 41 tahun, bertumbuh juga tapi lebih rendah dibanding usia bawahnya," ujar Hasan. BACA JUGA : Bursa Saham di Asia Menguat Meski Ada Kekhawatiran Lonjakan Kasus Corona PT KONTAK PERKASA FUTURES Harga emas turun setelah mencapai level tertinggi pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Ini karena investor menjual logam mulia bersama dengan kelas aset lainnya karena kenaikan kasus corona global membawa investor beralih ke uang tunai.
Dikutip dari CNBC, Kamis (25/6/2020), harga emas di pasar spot sedikit berubah ke level USD 1,766.21 per ounce, turun dari USD 1,779.06 di awal sesi, yang merupakan tertinggi sejak awal Oktober 2012. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4 persen ke level USD 1,775.10 per ounce. “Orang-orang hanya menuju uang tunai. Mereka meringankan investasi dalam portofolio mereka, "kata Michael Matousek, Kepala Pedagang di Global Investors AS. Meningkatnya kekhawatiran tentang percepatan pandemi virus corona membuat ekuitas global turun pada perdagangan Rabu. Logam mulia lainnya juga jatuh, dengan perak menurun hampir 2 persen menjadi USD 17,59 per ons. Palladium tergelincir 2,1 persen menjadi USD 1,883.06 dan platinum turun 3,1 persen di USD 803,65. Meskipun sedikit penurunan harga, emas telah naik lebih dari 16 persen tahun ini, didukung oleh langkah-langkah stimulus dan penurunan suku bunga oleh bank sentral. Logam yang tidak menghasilkan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. "Ekspektasi inflasi jangka panjang masih lemah dan memiliki ruang besar untuk naik," kata Daniel Ghali, Ahli Strategi Komoditas di TD Securities. BACA JUGA : Seluruh Sektor Terbakar, IHSG Dibuka Anjlok ke 4.919,62 PT KONTAK PERKASA KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak naik lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) di tengah pengurangan pasokan oleh produsen utama dan meredanya lockdown. Namun, kenaikan harga minyak tertahan oleh kekhawatiran kenaikan angka orang yang terinveksi virus Corona.Mengutip CNBC, Selasa (23/6/2020), harga minyak mentah Brent ditutup naik 89 sen atau 2,11 persen lebih tinggi ke level USD 43,08 per barel. Sedangkan kontrak minyak mentah West Texas Intermediate untuk Agustus naik 71 sen, atau 1,79 persen menjadi USD 40,46 per barel.
Presiden dari perusahaan migas Lipow Oil Associates, Andy Lipow, mengatakan bahwa harga minyak terdongkrak naik karena turunnya jumlah sumur pengeboran di AS dan juga Kanada. Hal ini menandakan pasokan berkurang. "Pembukaan kembali ekonomi di seluruh dunia juga membantu mengembalikan permintaan, mungkin tidak pada tingkat sebelum adanya Corona, tetapi membantu mengurangi surplus minyak yang selama ini terjadi," lanjut Lipow. Harga minyak Brent dan WTI naik sekitar 9 persen minggu lalu, didukung oleh pemulihan permintaan bahan bakar karena lockdown berkurang dan kegiatan ekonomi berlanjut. Namun memang, kasus virus Corona yang membengkak di Amerika Serikat dan di tempat lain membuat harga tidak bergerak lebih tinggi. Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa negara tersebut berada di tengah gelombang kedua dari virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan rekor kenaikan dalam kasus global pada hari Minggu, dengan kenaikan terbesar dari Amerika Utara dan Selatan. Bank of America (BofA) Global Research telah menaikkan perkiraan harga minyak untuk tahun ini dan tahun selanjutnya karena permintaan pulih. Selain itu kenaikan tersebut juga karena kesepakatan pengurangan produksi OPEC + membatasi pasokan. OPEC dan sekutu-sekutu seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal dengan nama OPEC +, belum memutuskan apakah akan memperpanjang pengurangan pasokan sebesar 9,7 juta barel per hari (bph). Rusia mengatakan bahwa USD 40 hingga USD 50 per barel adalah harga yang wajar. BACA JUGA : Bursa Saham AS Melonjak Ditopang Saham Apple CsKONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA FUTURES - Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan cenderung terkoreksi sepanjang pekan ini."IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.900 sampai 4.821 dan resistance di level 4.970 sampai 5.018," ujar Hans Kwee dikutip dari Antara, Senin (22/6/2020)
Hans menuturkan, beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan ini adalah investor masih memperhatikan gelombang kedua pandemi COVID-19. Peningkatan kasus di Amerika dan negara Afrika menimbulkan kekhawatiran terjadinya gelombang kedua. Ketika ekonomi aktif kembali, ternyata terjadi semakin banyak infeksi yang memudarkan harapan ekonomi akan cepat pulih pada Juli-September setelah suram pada April-Juni. Harapan akan pemulihan ekonomi yang cepat, pudar setelah pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell dan ekonom IMF Gita Gopinath. Data ekonomi akan mendapat perhatian pelaku pasar. "Data penjualan ritel yang membaik membuat optimisme pasar, tetapi ketika angka pengangguran di bawah harapan pasar membawa sentimen negatif bagi pasar. Perkembangan data ekonomi akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar saham," kata Hans. Selain itu, pasar menanti stimulus besar-besaran dari Uni Eropa yang diperkirakan di sepakati di Juli. Sementara itu, obat dexamethasone mengurangi kematian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit hingga sepertiga. Hal tersebut menjadi sentimen positif bagi pasar. Sedangkan tensi Geopolitik Asia yang memanas juga menjadi perhatian pelaku pasar. "Konflik Korea Utara dan Korea Selatan serta India dan China menjadi perhatian pelaku pasar," ujar Hans. Dari dalam negeri, banyak sentimen positif diantaranya penurunan bunga acuan oleh Bank Indonesia dan pemberian rating "overweight" atas saham-saham di Indonesia oleh JP Morgan. Overweight adalah rekomendasi yang memprediksi aset-aset investasi di negara tersebut akan meningkat melebihi saham atau aset lain yang menjadi patokannya. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pasar modal bergerak bervariasi selama sepekan pada periode 15 sampai 19 Juni 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat meningkat sebesar 1,27 persen pada level 4.942,275 dari level 4.880,359 pada pekan sebelumnya. "Pasar Modal Indonesia sepekan masih catatkan data positif," demikian keterangan resmi oleh BEI, Jakarta, Sabtu (20/6/2020). Sedangkan rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami perubahan sebesar 20,84 persen atau sebesar 642.991 ribu kali transaksi dibandingkan pekan lalu sebesar 812.250 ribu kali transaksi. Kemudian diikuti oleh perubahan sebesar 27,06 persen pada rata-rata volume transaksi harian bursa menjadi 8,379 miliar unit saham dibandingkan pekan lalu sebesar 11,487 miliar unit saham. BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian pasar dibursa turut mengalami perubahan sebesar 29,06 persen menjadi sebesar Rp7,924 triliun dari Rp11,170 triliun pada penutupan minggu lalu. Adapun, investor asing pada Jumat (19/6) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp653,45 miliar. Sedangkan sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat sebesar Rp12,337 triliun. Selain itu, pada Rabu (17/6), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kembali menunjukkan kepeduliannya terkait pandemi COVID- 19 melalui penggalangan dana bantuan melalui Pasar Modal Peduli Indonesia (PMPI). Donasi yang diberikan berupa 50 Ranjang Rumah Sakit atau Hospital Beds yang merupakan produk dari Trisula Corporation, kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ir. Soekarno Kab. Sukoharjo, Jawa Tengah, RSUD Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dan RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Kab. Bangkalan, Jawa Timur. BACA JUGA : Lebih Untung Beli Obligasi atau Reksa Dana Pendapatan Tetap? PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Jumat pekan ini.
Pada awal perdagangan Jumat (19/6/2020), IHSG menguat 43,7 poin atau 0,89 persen ke posisi 4.968,98. Sementara indeks saham LQ45 menguat 0,99 persen ke posisi 769,32. Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 4.968,98. Sedangkan terendah 4.927,37. Sebanyak 154 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 55 saham melemah dan 121 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 23.629 kali dengan volume perdagangan 246,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 240,9 miliar. Investor asing jual saham Rp 31,3 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.052. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya ada satu sektor yang melemah yaitu pertambangan yang turun 0,25 persen. Sementara sektor yang menguat dipimpin oleh industri dasar yang naik 2,27 persen. Kemudian disusul sektor manufaktur yang menguat 1,20 persen dan keuangan yang naik 1 persen. Saham-saham yang menguat antara lain LPLI naik 13,16 persen ke Rp 86 per saham, MPRO naik 12,22 persen ke Rp 1.010 per lembar saham dan NATO naik 11,11 persen ke Rp 300 per lembar saham. Saham-saham yang melemah antara lain PTBA yang turun 6,94 persen ke Rp 2.280 per lembar saham, TMPO melemah 6,8 persen ke Rp 137 per lembar saham dan ASGR anjlok 6,67 persen ke Rp 700 per lembar saham. BACA JUGA : Harga Emas Antam Turun Rp 5.000 per Gram PT KONTAK PERKASA PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak naik pada hari Selasa, dengan minyak mentah Brent naik di atas USD 40 per barel, karena IEA meningkatkan perkiraan permintaan minyak untuk tahun 2020 dan karena rekor penurunan pasokan.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (17/6/2020), minyak mentah Brent naik USD 1,20, atau 3 persen, diperdagangkan pada USD 40,92 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate di USD 1,26, atau 3,39 persen lebih tinggi dari sebelumnya di USD 38,38 per barel. Dalam laporan bulanannya pada hari Selasa, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan minyak di 91,7 juta barel per hari pada tahun 2020, 500 ribu barel per hari lebih tinggi dari perkiraan dalam laporan Mei, mengutip konsumsi yang lebih tinggi dari yang diharapkan selama penguncian. Pasokan minyak pada bulan Mei, kata IEA, anjlok hampir 12 juta barel per hari, dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia - sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC + - mengurangi produksi mereka sebesar 9,4 juta barel per hari. Ini berarti OPEC + mencapai kepatuhan 89 persen dengan pemotongan yang disepakati pada bulan Mei, kata IEA. OPEC +, setuju bulan ini untuk memperpanjang pengurangan produksi 9,7 juta barel per hari hingga Juli. Mereka juga meminta anggota yang belum mematuhi untuk membuat komitmen mereka dengan pemotongan tambahan nanti. Irak, yang memiliki salah satu tingkat kepatuhan terburuk di antara produsen minyak utama, telah melakukan pemotongan besar pada pasokan minyak mentahnya ke Asia pada bulan Juli. Di tempat lain, produsen AS juga mengurangi pengeboran di tengah jatuhnya permintaan minyak. Tetapi kekhawatiran tentang gelombang kedua viris corona membebani pasar. Kasus virus corona meningkat menjadi lebih dari 8 juta di seluruh dunia pada hari Senin, dengan infeksi melonjak di Amerika Latin, sementara Amerika Serikat dan Cina sedang menghadapi wabah baru. Tetapi beberapa pengamat mengatakan mereka tidak berharap untuk melihat kembali ke penguncian ketat yang terlihat pada awal tahun. "Jika dunia memperlakukan gelombang COVID-19 kedua seperti pada paruh pertama tahun ini, maka kita berada dalam pengurangan permintaan yang tidak ada dalam perencanaan awal," kata Kepala Pasar Minyak di Rystad Energy Bjornar Tonhaugen. BACA JUGA : IMF Prediksi Ekonomi Bakal Lebih Suram, Bursa Asia Bergerak Variatif PT KONTAK PERKASA FUTURES PT KONTAK PERKASA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) hingga Mei 2020 mencapai Rp179,6 triliun. Angka tersebut naik hingga 42,8 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu. "Posisi Mei, defisit mencapai Rp 179,6 triliun atau 21,1 persen dari total defisit yang ada di Perpres 54 dan ini terjadi berarti kenaikan defisit dari tahun lalu 42,8 persen seluruh penerimaan negara kontraksi," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Adapun pendapatan negara hingga akhir Mei mencapai Rp 664,3 triliun atau 37,7 persen dari target Perpres 54 perubahan APBN 2020. Dalam hal ini dibandingkan Mei tahun lalu, pendapatan negara kontraksi 9,0 persen. "Kalau dari sisi penerimaan perpajakan Rp 526,2 atau 36 persen dari target Perpes 54, kontraksinya dari sisi perpajakan 7,9 persen dibanding tahun lalu. Pajak sendiri sampai akhir Mei mengumpulkan Rp444,6 triliun," paparnya. Sementara itu, dari sisi belanja telah dikeluarkan sebesar Rp 843,9 triliun atau 32,3 persen dari alokasi belanja yang ada di Perpers 54, berlanja Kementerian Lembaga Rp 270,4 triliun atau 32,3 persen. Lalu belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp267 triliun, naik 10 persen dbanding tahun lalu. "Transfer ke daerah Rp300,6 triliun, atau 40 persen dari Perpres 54 atau kontraksi 5,7 persen dibanding tahun lalu, di mana dana desa Rp28,9 triliun atau 40 persen dari alokasi. Kenaikan sangat tinggi karena dalam dana desa kita ada transfer langsung untuk membantu masyarakat dalam bentuk BLT itu berita positif," tandasnya. Reporter: Anggun P. Situmorang Sumber: Merdeka.com BACA JUGA : Pendapatan Negara Turun 9 Persen di Mei 2020, Bea Cukai Masih Tumbuh Positif PT KONTAK PERKASA |
Official WebsitePT Kontakperkasa FuturesProfil perusahaan Landasan Hukum Badan Pengawas Perdagangan Hubungi Kami PT Kontak Perkasa Futures Archives
November 2020
Categories
|